Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Jasmani. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Jasmani. Tampilkan semua postingan

SAATNYA BELAJAR RENANG


Simaklah segudang alasannya.

Mengapa usia 4 tahun diyakini sebagai masa emas untuk belajar berenang? Tidak salah lagi, karena kecepatannya beradaptasi dengan air terlihat efektif di usia ini. Dalam beberapa kali sesi belajar saja ia sudah tampak seperti Deni manusia ikan. Ya, inilah alasannya:

* Secara mental, anak sudah mampu mempelajari berbagai teknik berenang dan mempraktikkannya. Kemampuan komunikasi dan berpikirnya untuk menyerap berbagai materi dan instruksi dari pelatih renang juga sudah berkembang baik.

* Koordinasi otot tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya sudah bagus. Keterampilan bernapasnya pun oke. Si prasekolah sudah bisa mengatur napasnya kala berenang, kapan menghirup dan mengembuskan napasnya saat dibutuhkan.

* Sistem neuromuskular (saraf dan otot) sudah matang. Penting diingat, semua gerakan otot dikoordinasikan oleh saraf-saraf di otak. Matangnya saraf-saraf di otak ini sangat berpengaruh pada kemampuan koordinasi dan motorik anak.

PERLU INSTRUKTUR

Agar bisa menguasai teknik berenang yang baik, orangtua perlu membimbingnya dengan benar. Jika merasa diri tidak mampu, datanglah ke instruktur profesional dan berpengalaman. Bisa berenang saja tidak cukup kalau mengharapkan hasil yang optimal. Sedangkan instruktur profesional memiliki materi yang diajarkan secara bertahap. Jika satu tahapan sudah dikuasai, maka akan dilanjutkan ke tahapan berikutnya. "Ibarat belajar berjalan, tahapan itu harus dilalui dengan benar, tidak bisa loncat-loncat," ujar Dr. Nani Cahyani, Sp.KO.

Jika terjadi sesuatu pada anak, mereka juga sudah tahu apa yang dilakukan. Ini sangat penting, karena meski sudah diawasi dan didampingi, risiko celaka di kolam renang tetap ada. "Jika yang menanganinya tidak profesional, dikhawatirkan pertolongan lambat dilakukan. Nyawa atau kesehatan anak pun terancam."

TAHAP BELAJAR

Yonatan, instruktur pada Jakarta Swimming Course, menjelaskan tahapan-tahapan belejar renang berikut ini:

1. Beradaptasi dengan air. Anak harus dibiasakan bernapas dengan mulut bukan hidung saat di dalam air. Anak berdiri di pinggir kolam lalu membuat gerakan turun naik. Beberapa saat menyelam dan mengembuskan napas, lalu kembali ke permukaan untuk mengambil oksigen. Dilakukan berulang-ulang hingga anak terbiasa.

2. Latihan gerakan kaki bebas. Untuk pemula menggunakan pelampung dan kaki katak. Posisi tengkurap dan badan anak dipegangi. Anak memegang pelampung di depan kepala untuk mencegah tenggelam, sementara kaki katak membuat dorongan kuat saat berenang. Itu dilakukan terus-menerus hingga anak terampil melakukan gerakan kaki bebas. Gerakan kaki bebas yang bagus ditandai dengan kuatnya gerakan, keseimbangan dalam air, dan luncuran yang terarah. Jika gerakan ini sudah dikuasai dan teknik bernapasnya juga bagus, maka anak mulai tidak dipegangi. Sambil diawasi, anak diminta meluncur dari sudut satu ke sudut lainnya. Begitu seterusnya hingga anak benar-benar bisa.

Selanjutnya anak belajar membuat gerakan tangan.

3. Belajar renang dengan gaya, yaitu gaya bebas dan gaya dada (gaya katak). Biasanya, jika gaya bebas sudah dikuasai, maka gaya-gaya lainnya bisa dipelajari dengan lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk menguasai gerakan dasar (meluncur) dan gaya-gaya lainnya sekitar 1-1,5 tahun dengan frekuensi latihan sekitar 2 kali seminggu. Penguasaan cara berenang tergantung pada kesungguhan anak, daya tangkap, kemampuan fisik, dan kemauan menjalankan instruksi.

MANFAAT RENANG

1. TAMBAH BUGAR

Berenang melibatkan semua otot di seluruh bagian tubuh. Semua organ vital, seperti jantung dan paru-paru ikut terlatih. Ini sangat menyehatkan dan membuat tubuh bertambah bugar. Daya tahan tubuh anak pun meningkat. Kondisi yang baik ini tentu akan menambah semangat belajar dan ia pun jadi tidak gampang sakit. Manfaat ini bisa dirasakan jika frekuensi olahraga disesuaikan dengan kemampuan anak. Artinya kalau berlebihan pun, olahraga justru membuat daya tahan tubuh anak merosot. Frekuensi berenang yang baik sekitar 1-2 kali seminggu, sedangkan khusus untuk prestasi (anak berminat menjadi atlet) frekuensi bisa ditambah secara bertahap.

Kondisi anak pengidap asma akan sangat terbantu jika melakukan renang dengan teratur. Renang membuat otot dada dan paru-paru mengembang yang membuat kapasitasnya makin besar. Manfaat renang juga bisa dirasakan penderita epilepsi dan gangguan konsentrasi. Berkonsultasi ke dokter sebelum mengajak anak dengan gangguan tertentu berenang tentu amat bijak.

2. ATASI OBESITAS

Berenang sangat efektif membakar lemak. Berdasarkan penelitian, sekitar 25% kalori bisa terbakar dengan berenang. Ini tentu sangat membantu anak-anak yang mengalami obesitas disamping perlunya pengaturan pola makan. Jika asupan ma-kanan tidak diatur, mungkin saja olahraga ini tidak jadi melangsingkan sebab olahraga berenang memicu rasa lapar.

3. KEPERCAYAAN DIRI

Anak sangat senang jika memiliki keterampilan baru, termasuk berenang. Ini sangat baik untuk memupuk kepercayaan dirinya.

PERHATIAN!

1. Awasi selalu saat anak berenang. Meskipun si kecil sudah terlihat lihai berenang dengan berbagai gaya di kolam renang, jangan ada satu detik pun yang terlewat untuk mengawasinya karena bisa saja ia tiba-tiba kram dan tenggelam.

2. Jangan sekali-kali berenang dalam keadaan perut kosong karena akan menghilangkan banyak panas tubuh. Makanlah 1-2 jam sebelum renang sehingga cadangan energi tercukupi. Berenang kala perut terlalu kenyang juga tidaklah baik karena saat itu otot lambung tengah bekerja dan dapat mengalami kram jika diajak melakukan gerakan-gerakan yang keras.

3. Sengatan matahari bisa membakar kulit. Bentengi kulit anak dengan krim anti-UV dan pelembap untuk melindungi kulit dari iritasi akibat kaporit.

4. Gunakan perlengkapan renang yang layak seperti baju renang yang pas melekat di tubuh, kacamata renang, dan kalau perlu penutup kepala.

5. Mandikan anak seusai berenang untuk membersihkan kuman dan senyawa seperti kaporit.

6. Jangan paksa anak berenang jika kondisinya tidak fit atau sedang sakit, meski sakitnya ringan.

LOMPAT YUK LOMPAT

Otot makin kuat, kecerdasan pun meningkat.

Pada usia 3-4 tahun, anak diharapkan mampu melompat di atas benda setinggi 15 cm. Selanjutnya, di usia 4-5 tahun diharapkan mampu melompat di tempat dengan 1 kaki, dan lompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.

Pasalnya, di usia prasekolah terjadi peningkatan perkembangan fisik yang dapat ditandai dengan adanya tingkat pengerasan otot yang bervariasi pada bagian-bagian tubuhnya. Otot-ototnya pun berkembang menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat. Karena itulah perkembangan motorik kasarnya pun semakin bertambah.

Melalui gerakan-gerakan tersebut, diharapkan anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya dengan melakukan gerakan otot besar dan otot-otot kecil. Selain juga untuk memantapkan gerakan dasar, mengembangkan keseimbangan diri dan koordinasi untuk dapat mengurus dirinya sendiri.

Ada beragam stimulus yang dapat diberikan kepada anak untuk mengembangkan ke-mampuannya melompat. Dengan begitu, kecerdasan kinestetik-jasmaninya pun terasah. Anak bukan terlatih kemampuan motorik kasarnya, tapi juga keterampilan menjaga keseimbangan tubuh saat melayang di udara dan mendarat agar tidak jatuh terjungkal ke depan atau ke belakang. Selain juga dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasialnya, yaitu pemahaman tentang tinggi-rendah dan perbedaan ketinggian masing-masing benda.

RAGAM STIMULUS

* Melompat di atas benda setinggi 15 cm.

- Mulailah dengan mengajak si prasekolah mengangkat kakinya tinggi-tinggi secara bergantian kiri dan kanan.

- Kemudian, ajaklah melompat sambil Anda memegang kedua tangannya.

- Setelah anak mampu meloncat berulang-ulang, cobalah lepaskan pegangan Anda dari tangannya. Biarkan ia melompat sendiri sambil menghitung dari 1 sampai 5, misal. Beri penghargaan berupa pelukan atau respons positif lainnya.

- Selanjutnya, minta anak mencoba melompat di satu bidang datar berukuran 100x100 cm. Minta ia melakukannya dengan hati-hati, jangan sampai keluar dari bidang itu. Untuk amannya, gelarkan matras di wilayah tempatnya melompat-lompat

- Berikutnya, siapkan 1 bidang datar setinggi 15 cm dengan ukuran 100x100 cm. Minta anak melompat pada bidang itu. Untuk langkah awal, peganglah kedua tangannya. Kemudian izinkan bila ia ingin berpegangan 1 tangan. Selanjutnya, minta ia melompat sendirian. Lakukan berulang-ulang. Sampaikan bahwa lompatan harus dilakukan ekstra hati-hati karena bila tergelincir dapat menyebabkan terjatuh.

- Bila sudah mahir, ajak si kecil melakukan permainan melompat dari tempat tinggi ke tempat rendah. Peralatan yang dibutuhkan adalah 2 atau 3 buah benda kokoh dengan beragam ketinggian sebagai pijakan. Namun ukurannya jangan terlalu tinggi agar aman bagi anak. Letakkan benda-benda tersebut secara berurutan dari yang paling tinggi, sedang, rendah, dengan diberi sedikit jarak antarkedua benda. Kemudian minta anak berpijak di benda yang tertinggi. Jelaskan bahwa ia boleh melompat ke pijakan yang lebih rendah setelah hitungan ke-3, "Satu... dua... tiga, lompat!" Lakukan berulang-ulang. Sensasi melayang sesaat membuat anak merasa senang.

* Melompat di tempat dengan 1 kaki.

- Ajak anak mengangkat satu kakinya, kemudian biarkan ia berpegangan pada dinding atau berpegangan pada Anda. Sambil bernyanyi, ajak ia melompat-lompat dengan satu kakinya. Kemudian, secara perlahan ajak ia bergerak ke suatu tempat. Bila anak terlihat mulai berani dan dapat menjaga keseimbangannya, cobalah untuk melepas tangannya agar tak berpegangan pada Anda.

- Bila sudah terampil, si kecil bisa diajak bermain lempar bola karet. Buatlah sebuah bola sepak ukuran kecil dari puluhan/ratusan karet gelang yang disatukan. Contohkan cara bermainnya, yaitu dengan memantul-mantulkan bola karet tersebut menggunakan punggung kaki bagian samping. Kelak bila sudah terampil, si kecil bisa melakukan permainan ini bersama teman-temannya. Siapa yang bola karetnya terjatuh, harus menunggu giliran hingga temannya tidak sanggup lagi menjaga bola karet agar tak jatuh ke tanah.

* Melompat ke depan 10 kali tanpa terjatuh.

- Gambarlah beberapa lingkaran besar di lantai. Minta anak melompat menuju lingkaran tersebut bersama teman-temannya secara bergantian. Ingatkan agar setelah melompat dan mencapai lingkaran, ia harus segera berdiri tegak. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih keseimbangan si prasekolah. Lakukan kegiatan ini sambil diiringi lagu agar tercipta suasana gembira untuk memberi semangat.

COBA-TIRU-LATIH

Umumnya, ada 3 cara yang ditempuh si prasekolah dalam mengembangkan kemampuan motorik kasarnya.

1. COBA-COBA

Anak melakukannya dengan cara coba-coba sendiri tanpa bimbingan. Akibatnya, anak melakukannya secara acak sehingga bisa jadi keterampilan yang diperolehnya di bawah kemampuan si anak. Misal, semestinya anak usia 3 tahun sudah mampu melompati benda setinggi 15 cm, tapi karena ia belajarnya dengan cara coba-coba maka bisa jadi hanya asal melompat dan tak mampu di atas ketinggian tertentu.

2. MENIRU

Anak mempelajarinya dengan cara mengamati suatu model, bisa orangtua, kakak, atau temannya. Kegiatan meniru ini lebih baik daripada coba-coba. Namun kelemahannya, bisa jadi ia pun ikut meniru kesalahan atau keterbatasan pada model itu. Jadi, bila modelnya salah, si anak pun ikut salah. Sebaliknya, bila modelnya bagus, anak ikut bagus pula keterampilan motorik kasarnya.

3. PELATIHAN

Anak belajar dengan bimbingan orangtua atau pengasuhnya. Saat si pembimbing memperlihatkan keterampilannya, anak memperhatikan, sehingga anak dapat meniru dengan tepat. Selain itu, dengan adanya pembimbing, dapat pula menggunakan alat bantu, berupa benda-benda yang ada di lingkungan sekitar ataupun alat permainan edukatif.

TUGAS ORANGTUA

* Amati lingkungan atau lokasi yang kerap dijadikan arena akrobat. Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan dirinya.

* Katakan pada anak bahwa perilaku akorbatik dapat membahayakan kalau dilakukan gegabah dan jelaskan cedera yang mungkin dialami.

* Alihkan keinginan anak untuk melakukan akrobat di tempat yang tidak tepat dengan mengajaknya ke tempat seperti lapangan, taman, pantai, atau area bermain yang lapang. Lebih baik lagi bila lokasi tersebut memiliki kontur naik-turun, sehingga lebih banyak menghabiskan energi. Biarkan ia melakukan gerakan yang diinginkan. Bila perlu arahkan agar kedua tangan dan kakinya bergerak bersamaan sehingga dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanannya.

* Lakukan kesepakatan, mana gerakan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Contoh, boleh lompat-lompat di tempat tidur, tapi tidak lompat dari jendela kamar ke bawah. Larangan harus konsisten. Jangan hari ini melarang, esok lain lagi. Konsistensi larangan akan membuat anak belajar disiplin.

GEMAR BERAKROBAT

Beri arahan agar ia tak sampai cedera.

Pernahkah Anda menyaksikan si prasekolah melompat-lompat di atas tempat tidur yang menggunakan pegas? Ya, perilaku akrobatik memang umumnya muncul mulai usia batita sampai prasekolah. Bentuknya bermacam-macam, ada yang melompat-lompat di tempat tidur, melompat dari satu ketinggian, memanjat pagar tinggi atau bergaya naik sepeda sambil melepas tangannya, dan lain-lain.

Umumnya orangtua akan langsung berteriak-teriak untuk melarang begitu melihat buah hatinya melakukan akrobat. Wajar, kok. Siapa sih orangtua yang pengin anaknya mengalami cedera? Namun orangtua juga perlu memahami, si prasekolah pastinya tak akan berani berakrobat apabila ia merasa belum terampil melakukan suatu keterampilan. Jadi, kalau ia sudah merasa terampil, maka selanjutnya akan muncul dorongan untuk melakukan yang lebih dari biasanya. Berawal dari sekadar coba-coba, akhirnya muncullah perilaku akrobatik tersebut. Ini semua merupakan bagian dari perkembangan si prasekolah.

Jadi, usah dilarang deh. Apalagi tujuan si prasekolah berakrobat hanya sekadar untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu yang berbeda, sekaligus untuk mencari perhatian dan kesenangan. Itulah mengapa, kegiatan ini biasanya juga dilakukan di hadapan teman-temannya dengan harapan mendapat sambutan hangat dan dianggap hebat oleh teman-temannya.

Yang perlu dilakukan orangtua adalah memberikan pengarahan kepada si prasekolah bahwa tindakan akrobatik dapat menyebabkan cedera sehingga harus dilakukan secara hati-hati dan menggunakan media yang tepat. Tunjukkan contoh-contoh nyata agar si prasekolah paham, misalnya saat ia terjatuh dan kakinya sakit. Selanjutnya, bila si prasekolah hendak melakukan akrobat, orangtua jangan sampai lengah mengawasinya.

4 MANFAAT AKROBAT

1. Otot-otot si kecil akan semakin kuat karena semakin terlatih melalui aktivitas fisik yang dilakukan.

2. Keseimbangan gerak motorik kasar si prasekolah lebih cepat tercapai, karena ia selalu mencoba melakukan gerakan-gerakan akrobatik yang cenderung lebih kompleks.

3. Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat.

4. Memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang baru, sehingga anak jadi tak mudah ragu-ragu atau pasif.