Sempoa vs Kumon

Sumber: ibu ibu DI

Tanya
Minta pendapat boleh ya, apa bedanya kumon dan sempoa ? Soalnya saya ada penawaran kumon di rumah, sementara sempoa di sekolah. Saya mau tahu perbedaan keduanya, manfaatnya, kelebihan dan kekurangannya. Agar bisa menimbang-nimbang lebih baik perlu tidaknya buat anak saya. [Al]

Jawab
Cuma mau menambahkan saja yang saya tahu mengenai sempoa, menurut yang punya sempoa, tujuan sebenarnya untuk :
1) membantu anak mudah berkonsentrasi
2) menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan otak kiri
3) membantu anak dalam kecepatan untuk berhitung
Sedangkan alat bantu sempoa hanya digunakan untuk tingkat pemula, kalau misalkan anaknya sudah menguasai metoda bayangan, sempoanya jarang digunakan/ditinggalkan sama sekali. Sedangkan untuk analisa dan kecepatan dalam penganalisaan nanti harus dilanjutkan lagi ke program Mega brain, begitu yang saya tahu. Sedangkan metode kumon, saya tidak tahu karena tidak pernah ikutkan anak kursus disana. [R]

Yang jelas beda; Sempoa mesti pakai alat dan kumon tidak pakai alat bantu apapun. Kalau anak pertama saya masukan Kumon, bukan juga karena saya ingin anak saya jago matematika. Sejak dia mulai sekolah, jadwal therapynya sudah saya kurangi, tapi ternyata masih ada waktu luang yang membuat dia jadi tidak terarah. Akhirnya saya pilih kira-kira apa yang cocok buat anak pertama saya dengan kemampuan hapalannya yang superduper itu.

Pilihan akhirnya jatuh ke kumon. Saya tidak punya target di kumon, yang penting untuk mengisi waktunya, jadwal jam kumon juga bebas mau datang jam berapa aja, jadi kalau pulang sekolah dia masih berenergi langsung ke kumon, tapi kalau udah capek dan mengantuk baru jam 5 atau jam 6 setelah istirahat. Ternyata anak pertama saya senang, di kumon kalau anak-anak dalam hari itu bisa mengerjakan dengan cepat akan dapat bintang. Bintang ini ada nilainya yang bisa ditukarkan dengan barang kesenangan anak kalau pointnya udah cukup.

Yang juga membuat saya senang, guru kumonnya baik dan sabar menghadapi anak saya yang sangat mudah berubah. Kalau ada masalah dia langsung telpon saya di rumah atau di kantor. Jadi komunikasi kita enak. Buat saya yang paling penting bukan cuma pelajarannya, tapi anak saya belajar bersosialisasi dengan banyak pihak. Adiknya tidak/belum saya kursuskan karena saya lihat anak kedua saya tidak begitu tertarik sama hal-hal eksak, dia itu seniman seperti bapaknya. Jago gambar, menyanyi, mengatur baju sendiri yang cocok dari atas sampai bawah bahkan sampai ke pakaian dalamnya, anak kedua saya inilah orangnya. Jadi biarkan saja anak menjalani hal-hal yang dia sukai. Tapi kalau suatu saat dia minta masuk Kumon juga, pasti saya masukkan asal dia benar-benar suka. [Dm]

Ini kata orang-orang yang mengerti (guru, ortu, dll) dan bukan kata saya :
1. Kumon baik untuk melatih konsentrasi terutama bagi anak yang sulit konsentrasi
2. Kumon intinya latihan, latihan dan latihan
3. Kumon mengutamakan hafalan, bukan analisa/pemahaman
4. Sempoa mungkin pertama akan membingungkan anak, tapi sekali anak paham dia akan suka.
5. Sempoa melatih daya analisa anak

Kata mereka, anak yang les kumon kalau ditanya 13 + 25 pasti langsung bisa jawab, tapi kalau dikasih soal cerita misalnya ibu ke rumah tante, di rumah tante, ibu membuat 13 kue lalu tante mebuat 25 kue, nah katanya anak kumon belum tentu bisa jawab. Sekali lagi ini bukan kata saya, kata orang-orang yang lumayan mengerti. Yang jelas saya belum memberikan les anak saya apapun kecuali yang dikasih dari sekolah saja. [SM]

Mbak SM, apa tidak terbalik ? Seingat saya, kalau kumon itu metoda belajarnya dengan menganalisa, sedangkan sempoa (sama dengan metoda mental aritmatika?) itu belajar menghafal. Beberapa waktu lalu aku nonton infotainment ada anak yang cepat sekali menghitung, ditanya ama yang nginterview x+y+z+ bla..bla..langsung bisa jawab dan jawabannya benar. Itu kalau tidak salah si anak itu cerdas banget dan ditambah dikursuskan sempoa oleh orang tuanya, jadi ketika ditanya kenapa bisa secepat itu, dia bilang, dia hanya membayangkan sempoanya. Sepertinya terbalik mbak, pengertian antara sempoa ama kumon, apa ingatan saya yang sudah mulai tidak jelas? [RS]

Kebetulan anak saya sudah pernah mencoba kedua-duanya. Ketika dia minta les matematik, awalnya saya bingung apa sudah perlu buat seumur dia, tapi saya pikir apa salahnya dicoba toh bukan saya yang memaksa tapi anaknya yang minta sendiri. Saya sempat bertanya di DI bedanya kumon sama sempoa, tapi kurang dapat masukkan yang memuaskan (maaf) akhirnya seperti biasa turun sendiri mencari. Kebetulan lagi ada coba gratis dua-duanya.

Kalau hasil observasi saya dari pengalaman begini:Kumon itu bagus diterapkan dari dini, karena intinya adalah konsep matematika. Jadi anak mengerti yang namanya angka 2 itu apa, yang disebut "+" itu maksudnya apa. Jadi memang lebih bisa menerima sesuatu yang khayal. Intinya anak lebih menerima nalar matematika. Selain itu juga jadi latihan motoriknya karena menulis berulang-ulang. Diajarkan menulis angka yang benar juga. Jadi cara anak menulis huruf pun ikut rapi.

Tapi kalau sempoa sepertinya lebih cocok ke anak yang sudah mengerti konsep matematik (anak SD misalnya). Soalnya lihat anak saya agak sulit mengikuti sempoa, bolak-balik tanya tambah itu apa bu, kurang itu maksudnya apa bu. Mungkin karena yang dikejar adalah kecepatan. Kalau ada yang bilang kumon naik tingkatnya lama, bolak-balik diulang-ulang terus. Tapi buktinya anak saya di TK B sudah lancer penjumlahan & pengurangan puluhan menurun. Mungkin karena konsep matematika yang diajarkan di kumon lebih bisa melekat di kepala anak saya. Jadi logika matematikanya misalnya "pinjam angka" dan sebagainya bisa dikutinya. Mungkin nanti kalau sudah SD yang sudah ada ujian pakai waktu, mungkin akan aku coba ke sempoa. [DP]

Anak saya juga minta les kumon tapi masih belum saya ikutkan. Karena belum cocok saja. Kalau Sakamoto bagus tidak? Katanya ini lebih menekankan pada logika berpikir. Bener tidak? Ada yang ikutan Sakamoto? [Ds]

0 komentar: