YUK, BELAJAR MENULIS!


Tapi bukan menulis huruf. Lantas menulis apa dong?

Umumnya, anak usia 3 tahun mampu memegang pensil meski belum sempurna. Ia pun gemar mencoret-coret di selembar kertas layaknya sedang menulis, meniru perilaku menulis dari orang dewasa di sekitarnya. Seiring usia yang bertambah, kemampuan memegangnya pun akan lebih mantap, sehingga ia mampu melakukan aktivitas menulis atau menggambar dengan baik. Keinginan si prasekolah untuk "menulis" atau sekadar menggoreskan pensil di selembar kertas adalah salah satu bagian perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun.

Nah, sejauh mana perkembangan kemampuan menulis yang diharapkan telah dicapai pada usia prasekolah ini? Jadi, jangan membayangkan si prasekolah langsung mampu menulis abjad. Yang dimaksud kemampuan "menulis" di tahapan usia ini adalah tahapan mampu memegang pensil dan meniru aneka bentuk. Nah, agar si kecil mau belajar menulis, berikan stimulasi yang dilakukan dalam suasana bermain.

STIMULASI MENULIS

* Menebalkan bentuk

Pilih materi yang merupakan kegemaran atau pusat minat anak. Misal, ia sangat menyukai binatang, nah, mulailah dengan aneka gambar binatang. Berikan buku bergambar aneka binatang, kemudian berikan pensil dan minta ia menebalkan gambar aneka bentuk binatang itu. Biarkan ia melakukannya secara perlahan. Tak perlu dipaksa, bila si prasekolah tak mau melanjutkan. Sambil menunggu ia menyelesaikan gambarnya, ceritakan keistimewaan binatang tersebut. Jadi, ada tambahan pengetahuan yang dapat diperoleh.

* Mengikuti garis putus-putus/titik-titik

Setelah anak mampu menebalkan gambar aneka bentuk binatang, lanjutkan dengan "menggambar" binatang mengikuti garis putus-putus atau titik-titik.

* Meniru bentuk

Kemudian dapat ditingkatkan dengan keterampilan berikutnya, yaitu menirukan bentuk-bentuk geometris, seperti lingkaran, segitiga, segiempat, dan lain-lain. Awalnya, orangtua dapat membimbing sambil memegangi tangan anak. Selanjutnya, rangsang anak untuk menirukan sendiri. Guna memperkaya wawasan, minta ia menggambar bentuk benda-benda yang ada di sekitarnya yang berupa lingkaran. Misal, wajah ibunya, meja makan, telur, buah jeruk, bola, dan lain-lain.

* Menggambar sendiri aneka bentuk geometris

Di usia 4-5 tahun anak dapat diminta menggambar sendiri aneka bentuk geometris. Bimbing tangannya agar ia mau menggoreskan pensilnya dan selanjutnya beri kepercayaan pada anak untuk menggambar sendiri aneka bentuk geometris tersebut.

* Menggunting kertas dan bermain lilin

Stimulasi lain yang dapat diberikan adalah menggunting dan membentuk lilin, bisa dilakukan sejak usia 3 tahun. Melalui kedua permainan ini, saraf-saraf dan otot-otot pada pergelangan tangan dan jari-jemari anak dilatih.

6 HAL SEBELUM MENULIS

Sebelum mengajari anak menulis, ada beberapa hal yang patut diperhatikan orangtua, yaitu:

1. Kesiapan anak dalam memegang pensil atau alat tulis lainnya.

Untuk mengembangkan kemampuan menulis, si prasekolah harus mampu memegang pensil dengan baik. Jari-jemari yang digunakan untuk memegang pensilnya sudah tepat, sehingga ia dapat dengan nyaman menggoreskan alat tulisnya di kertas.

2. Biasakan anak bercakap-cakap dengan orangtua.

Gunanya, merangsang potensi panca indra si prasekolah. Selain juga untuk menambah kosa kata. Kemampuan berkomunikasi yang baik dapat menjadi bekal untuk melatih menulis, karena akan lebih mudah memberikan penjelasan kepadanya tentang aneka bentuk yang hendak ditiru atau digambar.

3. Pemahaman atau penguasaan anak terhadap konsep bahasa atau simbol-simbol.

Selanjutnya, untuk mengembangkan kemampuan menulis dalam arti sesungguhnya, hendaknya anak juga telah mengenal simbol-simbol bunyi dan menguasai konsep huruf. Maksudnya, anak mampu membedakan antara huruf a dan b. Sebaiknya, kenalkan huruf kecil terlebih dahulu karena lebih mudah dipahami dan akan lebih sering digunakan.

4. Bentuk pengajaran menulis dimulai dari pusat minat anak.

Mulailah dari sesuatu yang menarik perhatian anak dan sesuai dengan kebutuhan segari-harinya, seperti, namanya sendiri, makan, minum, pakaian dan lain-lain.

5. Belajar menulis dapat di mana saja.

Untuk belajar menulis tak perlu diusahakan alat dan tempat khusus. Lakukan sambil bermain, misalnya dengan ranting pohon di tanah, di pantai dengan jari tangan, dan lain-lain. Pengenalan huruf dapat dimulai dengan benda yang ada di sekitar, termasuk badan sendiri. Contoh, mulut yang seperti bentuk huruf O. Alangkah baiknya pula bila diberikan benda kongkretnya, seumpama huruf h dengan menunjuk hidung, huruf a dengan buah apel, dan seterusnya.

6. Jangan paksa.

Bila si prasekolah belum ingin "menulis" sebaiknya jangan dipaksa. Pemaksaan dapat menyebabkan anak trauma. Bisa-bisa selanjutnya, ia malah malas mengembangkan kemampuannya dalam menulis.

BOLEH DIKENALKAN PADA HURUF

Untuk menumbuhkan minat si prasekolah dalam menulis, tak ada salahnya orangtua kerap membacakan dan mengenalkan aneka huruf. Contoh, ambil selembar kertas yang memiliki gambar ikan, pada bagian bawahnya tuliskan kata ikan dalam huruf kecil. Tunjukkan kepada si prasekolah bahwa ini adalah ikan. Semoga melalui kegiatan bermain ini si prasekolah termotivasi untuk mencoba meniru atau menuliskan aneka bentuk huruf tersebut.

Usia 3-4 tahun Usia 4-5 tahun
* Meniru bentuk lingkaran * Menggambar (membuat) garis silang
* Meniru bentuk segiempat
* Meniru tulisan * Menggambar (membuat) segiempat
* Meniru aneka bentuk

TAK BISA DUDUK DIAM

Tak bisa duduk diam berarti masih sulit berkonsentrasi. Bagaimana melatihnya?

Anak usia prasekolah memang belum bisa duduk diam dalam waktu cukup lama. Maklum, dunianya adalah dunia bermain. Toh, seiring pertambahan usia, rentang perhatian atau konsentrasinya juga akan bertambah. Dari rata-rata 7 menit di usia 2 tahun, meningkat jadi 9 menit di usia 3 tahun, lalu 12 menit di usia 4 tahun, dan akhirnya di usia 5 tahun jadi 14 menit. Karenanya, tak perlu panik bila si prasekolah tak betah berlama-lama duduk diam dan mengerjakan sesuatu. Walau begitu, tak ada salahnya bila si prasekolah mulai diajarkan berkonsentrasi pada kegiatan yang sedang dilakukan. Lakukan secara bertahap.

* Buatkan rutinitas.

Menurut beberapa ahli, menciptakan keteraturan atau jadwal dapat membantu anak berlatih konsentrasi, sebab konsistensi menjadikan anak lebih mudah konsentrasi. Buatlah jadwal kegiatan sehari, dan libatkan anak saat membuatnya. Bentuk dengan gambar bila ia belum mampu membaca. Contoh, pukul 06.00 saatnya mandi. Pada kolom ini dapat ditempelkan gambar anak yang sedang masuk ke kamar mandi. Demikian seterusnya.

* Beri selingan waktu.

Bila anak telah menyelesaikan tugasnya dalam rentang waktu tertentu, beri kesempatan untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan. Jelaskan, tadi ia telah menyelesaikan dengan baik tugasnya dan tepat waktu. Beri penghargaan, meski itu hanya sekadar pelukan hangat.

* Ciptakan lingkungan rapi dan suasana tenang.

Lingkungan yang rapi dan teratur serta suasana tenang dapat membantu anak berkonsentrasi. Sebaliknya, suasana bising dan berantakan hanya akan mengalihkan perhatian anak saat sedang berkonsentrasi.

* Sodori kegiatan yang terfokus pada 1 objek.

Bermain adalah salah satu cara untuk melatih konsentrasi dan pasti disukai oleh anak-anak. Pilih permainan yang membutuhkan fokus pada 1 objek, seperti menyusun balok, memasukkan bentuk-bentuk geometris dari kayu ke dalam lubang sesuai bentuknya, menciptakan suatu kreasi, dan lain-lain.

* Beri kegiatan sesuai rentang konsentrasinya.

Tingkat kesabaran dan perhatian anak berkembang seiring perkembangan fisiknya, terutama otot-otot kecil pengendali gerakan. Anak usia 3-5 tahun, umumnya lebih senang menyelesaikan tugas yang singkat, membongkar apa yang sudah dikerjakan dan memulainya lagi berulang kali. Jadi, beri kegiatan sesuai rentang konsentrasinya. Selanjutnya, bila ingin meningkatkan rentang konsentrasi, lakukan secara bertahap.

* Jangan potong perhatian anak.

Saat anak sedang berkonsentrasi pada satu kegiatan, jangan potong perhatiannya. Sebab, anak-anak tak dapat dengan tiba-tiba mengalihkan perhatian saat baru memulai berkonsentrasi pada satu kegiatan. Sehingga kebiasaan memotong perhatian anak dengan tiba-tiba akan menghambat proses belajar memusatkan perhatian.

* Perhatikan sikap duduk anak.

Sikap duduk yang kurang baik berpotensi menimbulkan rasa lelah, sehingga dapat memotong konsentrasi. Sikap yang baik adalah posisi punggung tegak.

* Beri lebih banyak waktu untuk aktif berkegiatan dibanding memerhatikan.

Beri lebih banyak kesempatan pada si prasekolah untuk melakukan kegiatan dengan mainan 3 dimensi. Jangan biarkan si kecil sekadar menonton atau tak terlibat sama sekali.

* Hindari mengisi waktu anak dengan terlalu banyak kegiatan.

Kegiatan yang terlalu padat dan beragam dapat mengundang rasa bosan dan lelah, sehingga berdampak menurunnya kemampuan konsentrasi anak.

* Ajak mendengarkan radio atau tape.

Mendengarkan radio atau tape membutuhkan rentang perhatian lebih panjang atau intensif, selain juga menuntut mengembangkan imajinasi. Sebaliknya bila hanya menonton teve, anak memusatkan perhatiannya tapi tidak banyak mengembangkan imajinasinya. Jadi, perlu ada pendampingan orangtua saat anak menonton teve.

(tabloid-nakita)

0 komentar: