Pergi ke sekolah tanpa diantar , bolehkah?

Boleh saja. Asalkan ia sudah memahami identitas dirinya dan selalu mematuhi aturan keselamatan di jalan.

"Ma, hari ini aku enggak usah diantar ke sekolah ya. Aku bisa kok berangkat sendiri. Ita saja sudah berani ke sekolah sendiri. Boleh ya...Ma," rengek Ratna kepada Tati. Tati merasa bimbang. Ia belum yakin dengan kemampuan anaknya yang masih duduk di kelas TK B ini. Menurutnya, Ratna masih kurang berhati-hati dan kerap mengabaikan aturan keselamatan di jalan. Jadi, belum waktunya untuk melepas Ratna ke sekolah sendiri, walau jarak dari rumah ke sekolah tergolong dekat. Benarkan sikap Tati?

Sikap Tati sudah tepat. Memang tak ada acuan yang pasti kapan anak dapat dilepas untuk berangkat-pulang sekolah sendiri. Sebab setiap anak, meski usianya sama, memiliki tingkat kematangan kognitif yang berbeda-beda. Untuk itulah pemberian izin "kelayakan" sangat tergantung pada penilaian orang tua terhadap anaknya. Bila orang tua yakin dan percaya bahwa anaknya telah mampu mandiri dan matang maka si kecil boleh saja dilepas sendiri ke sekolah meski masih prasekolah.

Dilihat dari tugas perkembangannya, kemandirian si prasekolah memang sudah lebih baik ketimbang sebelumnya. Pengertiannya tentang manusia, benda dan situasi sudah meningkat dengan pesat. Hal ini seiring dengan kemampuan intelektualnya yang membumbung, terutama kemampuan berpikir. Kecakapannya dalam menjelajah lingkungan pun semakin baik yang ditunjang kemantapan koordinasi dan pengendalian motorik si prasekolah.

Si kecil pun sudah memiliki kesanggupan untuk bertanya dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain. Tahapan pemikiran ini dinamakan praoperasional. Anak sudah mulai berkembang cara berpikirnya, pemahamannya dan berbahasanya. Meskipun masih belum sempurna betul dan masih egosentris.

PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN

Si prasekolah pastilah merasa senang dan bangga, bila diizinkan untuk pergi dan pulang sekolah sendiri. Namun sebelumnya orang tua perlu melakukan sejumlah persiapan. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

· Menanamkan kesadaran pada si prasekolah soal pentingnya mengetahui identitas diri, identitas orang-orang di sekitarnya serta identitas sekolahnya. Ini berarti ia harus hafal nama lengkap dan panggilannya, nama ayah-ibu, nama kakak, adik, nenek atau orang-orang yang tinggal serumah dengannya, alamat rumah, nomor telepon, nama sekolah, guru, dan kelasnya.

· Penyampaian yang berhubungan dengan identitas pribadi ini dapat dilakukan pada berbagai kesempatan dan berulang-ulang. Misalnya, saat si kecil bermain, saat mandi atau saat menjelang tidur. Yang penting suasananya harus tenang dan ia tidak dalam keadaan mengantuk/rewel sehingga dapat menangkap materi dengan baik. Untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak akan itu, penyampaian bisa dilakukan dengan tanya jawab. Penguasaan materi ini penting sebagai antisipasi jika suatu yang tidak diinginkan terjadi. Contohnya kecelakaan, sehingga pihak rumah atau sekolah dapat segera dihubungi. Ingatkan pula agar si prasekolah tidak mengumbar identitas pribadi ini pada sembarang orang. Apalagi orang yang tidak dikenal karena bisa malah membahayakan dirinya.

· Si prasekolah juga harus mengetahui dan hafal rute dari rumah ke sekolah dan sebaliknya dari sekolah ke rumah. Tak ketinggalan aturan di jalan raya. Umpamanya, berjalan kaki harus di trotoar, sebelum menyeberang jalan harus melihat kiri-kanan terlebih dahulu. Demikian pula, aturan bila ia menggunakan angkutan seperti becak, ojek, atau angkot. Bahwa ia mesti duduk dengan baik dan tidak bercanda atau berdiri seenaknya demi keselamatan diri.

· Untuk melepas si kecil ke sekolah sendiri dapat dicoba secara bertahap. Awalnya anak tetap didampingi saat berangkat-pulang sekolah namun dalam posisi tidak terlalu dekat. Biarkan ia berjalan lebih depan dari kita. Amati bagaimana caranya berjalan; apakah tertib atau malah seenaknya sendiri, alias tidak mengacuhkan aturan keselamatan di jalan.

· Sambil berjalan dapat dilakukan tanya jawab tentang identitas pribadi dan materi aturan keselamatan berjalan. Bila si prasekolah melakukan kesalahan sikap sampaikan koreksi langsung, bagaimana sikap yang sebenarnya dan akibat yang bakal didapat dari sikap yang salah tadi. Dengan begitu anak dapat mengetahui hubungan sebab akibatnya. Melalui pengalaman langsung anak akan lebih mudah paham dan ingat.

BEBERAPA SYARAT MUTLAK

Sejumlah hal lain yang harus diyakini orang tua bila ingin melepas si prasekolah untuk pergi dan pulang adalah:

1. Yakin si prasekolah sudah paham dan mengerti akan identitas diri, identitas keluarga dan identitas sekolahnya. Bila ia belum paham atau masih sering lupa, sebaiknya tidak dibiarkan pergi dan pulang sekolah sendiri. Katakan bahwa Anda belum yakin untuk mengizinkannya dan kaitkan dengan pentingnya pemahaman identitas pribadi tersebut.

2. Yakin dengan keamanan jalan dan lingkungan rute pergi-pulang sekolah si kecil. Apakah ramai dengan kendaraan umum, apakah ada orang-orang yang patut dicurigai yang biasa ditemui di rute tersebut, dan lainnya. Bila memang aman tak ada salahnya si prasekolah diizinkan. Namun jika tidak, jangan biarkan ia pergi sendirian.

3. Yakin akan identitas pengemudi dan sikapnya dalam mengemudi. Ini berlaku bila si prasekolah berlangganan ojek, becak atau sejenisnya. Untuk itu, pada awalnya kita mesti men- dampingi dulu si prasekolah saat menggunakan angkutan tersebut.

4. Yakin anak selalu menyiapkan uang pas untuk ongkos angkutan umum. Ingatkan pula untuk memerhatikan jalan dan ajarkan ia untuk menyebutkan tempat tujuan kepada pengemudi agar tidak terlewat. Bila jarak antara rumah dan sekolah terlalu jauh dan angkutan umum yang digunakan tergolong besar (seperti bus), sebaiknya anak didampingi saat pergi dan pulang sekolah.

5. Yakin mengenal dan mengetahui identitas teman seperjalanan si prasekolah. Bila si kecil ke sekolah bersama teman-temannya, cobalah untuk mencari tahu identitas teman-temannya itu. Niscaya identitas itu dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi bila anak terlambat pulang atau ada peristiwa lain yang tidak diharapkan.

6. Jalin komunikasi dengan pihak sekolah. Sampaikan kepada guru/pihak sekolah, bila si prasekolah sedang mencoba pergi dan pulang sendiri. Harapannya pihak sekolah dapat memberikan perhatian tambahan. Misalnya, mengantarkan si prasekolah sampai naik angkutan umum atau sekadar menyeberangkan jalan.

Atau bila si kecil terlambat tiba di sekolahatau terjadi sesuatu hal yang di luar dugaan dapat diinformasikan dengan segera kepada orang tua. Tak ada salahnya orang tua pun mengecek, apakah si prasekolah sudah tiba tepat waktu di sekolah atau tidak.

7. Sesekali dampingi anak. Akhir-akhir ini banyak kejahatan terhadap anak yang dilakukan orang dewasa /anak yang lebih besar. Untuk itu orang tua perlu sesekali mengantar atau menjemput si kecil ke/dari sekolah. Hal ini bertujuan agar orang yang berniat jahat, tidak bisa "membaca" rutinitas dan kebiasaan anak. Meskipun ia berlangganan becak atau ojek sekalipun.

8. Jangan memakaikan anak perhiasan/barang-barang berharga karena dapat mengundang orang berniat jahat.

9. Ajarkan beberapa sikap waspada demi keselamatannya, seperti tidak menerima pemberian makanan/minuman dari orang yang tidak dikenal. Atau menjawab sesingkat mungkin pertanyaan orang yang tak dikenal. Kalau perlu jangan bicara pada orang yang tidak dikenal.
BILA SI PRASEKOLAH BERSEPEDA

Bersepeda adalah kegiatan yang mengasyikkan bagi si prasekolah. Namun jika ia merengek ingin bersepeda ke sekolah, orang tua perlu mengkaji beberapa hal penting. Seperti soal jarak tempuh bersepeda. Kalau tergolong jauh dan si kecil harus bersepeda di lalu lintas yang ramai, lebih bijaksana jika ia tidak diberi izin untuk itu. Namun kalau rute tempuh dari rumah ke sekolah tergolong dekat dan aman, bersepeda ke sekolah tentu akan mengasyikkan baginya. Akan lebih menguntungkan lagi jika di sekolahnya tersedia tempat penitipan sepeda.

Namun sebelum itu, jangan lupa bekali anak dengan panduan keselamatan di jalan. Umpamanya, bersepedalah di sebelah kiri jalan. Jika melewati pertigaan/perempatan, jangan asal menyeberang namun lihat kanan kiri terlebih dulu. Kalau perlu mintalah tolong kepada polisi/petugas lalu lintas. Ingatkan pula agar ia selalu waspada. Jangan bersepeda sambil berbicara atau bercanda dengan teman. Sesekali mintalah guru di sekolahnya untuk bertanya/meminta anak bercerita di depan kelas tentang pengalamannya bersepeda sehingga perilakunya dapat dievaluasi.

Yang lebih penting, amati dulu si kecil sebelum melepasnya bersepeda sendirian ke sekolah. Apakah ia sudah mampu bersepeda dengan baik serta memerhatikan aturan keselamatan di jalan. Bila belum, tegurlah secara langsung dan sampaikan cara yang semestinya.(tabloid-nakita)

0 komentar: