Komputer bikin asyik !

Anak usia prasekolah bisa mulai diperkenalkan dengan komputer. Tawarkan program yang menggabungkan edukasi dan hiburan untuk mengembangkan potensinya.

Umur Fira baru 4 tahun, masih bermain seminggu dua kali di sebuah preschool, tapi tangannya sudah piawai menggerakkan mouse. Sesekali tawanya terdengar riang kalau komputernya kemudian mengeluarkan suara lucu, "Good, you are right!" Fira ternyata sedang belajar mengenal huruf lewat komputer. Bila ia benar memasangkan huruf awal pada nama benda yang tampak di layar, komputer akan mengeluarkan suara mengatakan benar.

"Inilah kelebihan komputer, punya visualisasi yang bisa dibuat semenarik mungkin, sehingga anak jadi tertarik untuk belajar," komentar W. Edi Taslim, Pemimpin Redaksi majalah Computer Easy.

Tak heran bila makin banyak orang tua mendaftarkan buah hatinya ke kursus komputer khusus anak. Preschool dan taman kanak-kanak pun banyak yang membuka kelas komputer. Untuk di rumah, mereka tak keberatan membeli perangkat ini demi mengenalkan anak pada teknologi digital sedini mungkin.

SOFTWARE YANG MUDAH

Menurut Edi, orang tua juga bisa mengajarkan cara menggunakan komputer kepada anak. "Tidak usah diperkenalkan hardware-nya, menjelaskan keyboard itu apa, layar itu apa, CPU (computer processing unit-red) buat apa. Langsung saja ke aplikasinya." Maksudnya, langsung jalankan saja CD-ROM programnya, lalu anak diajar bagaimana belajar dan bermain lewat software tersebut.

Kebanyakan software yang ditawarkan untuk anak usia prasekolah ini adalah aplikasi edutainment (edukasi dan hiburan). "Program ini dirancang untuk tujuan pengajaran dan aplikasinya diramu dengan unsur hiburan yang interaktif. Ditonjolkan gambar-gambar animasi dengan warna dan bentuk menarik," papar Edi. Program ini menawarkan berbagai pengenalan dasar untuk anak usia prasekolah, seperti mengenal huruf, angka, warna, dan bentuk. "Orang tua bisa memilih sesuai kebutuhan dan perkembangan tingkat kecerdasan anak."

Berhubung anak prasekolah masih terbatas pengenalan hurufnya, instruksi dalam software untuk usia ini tidak dioperasikan melalui keyboard. "Dan orang tua memang seharusnya memilih software yang perintah-perintah aplikasinya cukup dijalankan dengan menggerakkan dan mengklik mouse, sehingga mudah bagi anak." Misalnya, untuk mencocokkan warna sesuai tempatnya, memasang huruf awal untuk nama benda yang terlihat di layar, dan memberi angka sesuai jumlah, anak cukup menggerakkan mouse saja.

Edi juga menganjurkan agar pada saat membeli software, orang tua tak segan-segan mencobanya dulu. Lihat apakah materinya sesuai dengan tingkat pemahaman anak. "Jangan sampai, karena merasa bentuknya digabung dengan hiburan, orang tua langsung memperkenalkan ini-itu sekaligus. Bisa-bisa, anak kelewat distimulasi dan menjadi jenuh. Prinsipnya, jadikan belajar lewat komputer itu suatu kegiatan yang fun, dengan memilih software yang juga ringan dan menyenangkan."

JANGAN SAMPAI KUPER

Dengan kemasan menghibur, tak salah kalau anak akan merasa enjoy bermain dengan komputer. Bukankah visualisasi yang bersifat interaktif akan membantu anak mencerna dan belajar dengan lebih cepat. Visualisasi ini pun akan sangat membantu dalam menerangkan konsep yang masih abstrak. Misalnya proses terjadinya petir. Kalau lewat bacaan di buku, anak mungkin masih susah membayangkan. Nah, komputer bisa menggambarkannya dengan jelas. Bahkan dengan aplikasi yang lain, anak bisa bermain membuat petir sendiri. Akan ke mana petir menyambar, apa warna petirnya, misalnya.

"Itulah yang disebut computer-assisted learning, menjadikan komputer sebagai sarana untuk belajar. Nanti, kalau sudah masuk usia SD, anak-anak bahkan bisa mencari sendiri jawaban-jawaban PR, misalnya matematika atau pengetahuan lewat software khusus atau dari internet," kata Edi. Anak bisa belajar mandiri, belajar riset kecil guna mendapatkan data yang akurat tentang informasi yang diinginkannya.

"Meski demikian, bimbingan orang tua tetap diperlukan. Anak tidak cukup hanya dikenalkan kepada software, lalu dilepas begitu saja," tambahnya. Meski ada instruksi yang jelas, bahkan dengan suara, pendampingan orang tua diperlukan agar kegiatan belajar dapat berjalan efektif. "Fungsi komputer hanya sebagai sarana. Fungsi pengajaran tetap berada di tangan orang tua atau guru. Selain itu, kehadiran orang tua di samping si anak tentu akan menambah semangat belajarnya."

Jangan lupa, untuk berkembang ia tak cukup hanya berkutat di depan komputer. Kognitifnya mungkin bisa berkembang pesat, tapi anak juga butuh bermain dengan sepantarannya di luar rumah. Jangan sampai dia enggak punya teman alias kuper. Apalagi di usia prasekolah, ia masih harus mengembangkan keterampilan motorik, sosial, selain kognitifnya.



Orang Tua Perlu Belajar Dulu

"Percuma saja," kata Edi, "kalau demi alasan trend, anak dipaksa belajar komputer, tapi orang tuanya sendiri buta dengan teknologi yang satu ini." Paling tidak, kuasai dulu program-progam dasar yang sering digunakan seperti windows atau pengoperasian software dari CD-ROM.

Orang tua juga perlu tahu sosok komputer sebagai hardware dan elemen-elemennya. Kalau anak bertanya, orang tua bisa menjelaskan. Setelah tahu pun, jangan terpaku. Teruslah menyimak perkembangan teknologi komputer ini yang bisa dicari lewat majalah-majalah tentang komputer. Tidak perlu secara detail, tapi paling tidak, mengimbangi kecepatan anak menerima pelajaran komputer di sekolah atau di kursus."

Bila orang tua terus aware, menurut Edi, kegiatan anak dengan komputer dapat tetap terpantau. Misalnya apakah software atau program yang sedang dijalankan cocok atau tidak dengan usianya. "Orang tua yang gaptek (gagap teknologi-Red.) bisa-bisa dibohongi anaknya yang sudah lebih canggih." Makanya, memang sudah selayaknya, orang tua mengetahui perkembangan terkini teknologi komputer. Apalagi kalau anak-anaknya ketahuan hobi berkomputer.

Santi

Beberapa Pilihan Software

Sekarang banyak produsen software yang membuat program-program khusus bagi anak usia prasekolah. Software dalam bentuk aplikasi edutainment (edukasi dan hiburan) ini bersifat interaktif multimedia, sehingga anak bisa belajar aktif. Untuk menjalankannya diperlukan komputer dengan spesifikasi Pentium 23 Mhz, minimal 486 ke atas, memori 16 Mb, hard disk 15 Mb, kartu suara dan CD ROM 2x. Inilah beberapa di antaranya:

* Anak Cerdas, produksi Akal Riklin Rekatama

Software ini cocok untuk balita. Menampilkan gambar interaktif yang lucu sehingga anak tertarik memperhatikan kemudian belajar. Ada pelajaran mengenal huruf, warna, bentuk, dan anggota tubuh manusia. Ragam games berupa puzzle, permainan huruf, mencocokkan, mewarnai, dan macam-macam lagi. Software ini menggunakan bahasa Indonesia.

* Bentuk dan Warna (Color and Shapes), produksi Elex Media Komputindo

Software khusus untuk mengenalkan bentuk dan warna. Untuk melihat beragam menu yang ada, si kecil akan dibantu suara pemandu. Ada beberapa pilihan permainan, seperti mengelompokkan warna atau memadukan bentuk yang terpotong. Selama bermain, anak-anak akan ditemani seorang tokoh lucu berkepala gundul bernama Cimot.

* Reader Rabbit Personalized Preschool, produksi www.learningco.com

Ini software buatan luar negeri yang juga cocok untuk anak usia prasekolah. Di dalamnya anak akan diajak terlibat dalam petualangan seekor tikus dan kelinci. Petualangan ini mengambil tempat di hutan, sambil memperkenalkan berbagai pelajaran, seperti huruf, bentuk, warna, dan juga permainan menguji daya ingat. Ada jenjang kemahiran, dari yang sangat mudah hingga sulit, disesuaikan dengan pemahaman anak di tingkat usia 3 sampai 5 tahun. Saat pertama kali program berjalan, ada tes kecil untuk melihat kemampuan anak. Orang tua pun harus mendampingi, karena instruksinya disampaikan dalam bahasa Inggris. Keuntungannya, anak sekaligus bisa belajar bahasa tersebut.

* Jump Ahead For Preschool, produksi Dorling Knowledge Adventure

Juga software berbahasa asing yang menampilkan sekumpulan hewan sebagai sarana pembelajaran. Ditemani tikus, kucing, gajah, dan beruang, anak-anak akan dikenalkan pada angka, huruf, warna, dan bentuk. Ada permainan menarik di mana anak-anak akan bepergian dengan kereta api dan memilih sendiri tujuannya. Mereka antara lain bisa pergi ke kebun binatang yang animasinya dibuat sangat indah.


Internet dan Software Game

Meski internet bisa diibaratkan cakrawala dunia, menurut Edi, pengenalan menjelajah internet sebaiknya ditunda dulu. Pasalnya, di sana berlalu-lalang pula informasi yang tidak cocok bagi anak. "Mungkin mereka tidak berniat mencari, tapi setelah klik sana klik sini, bisa saja yang muncul gambar-gambar sadis atau porno, kan? Nanti, bila mereka sudah lebih besar atau masuk usia SD, internet bisa diperkenalkan, sembari orang tua menanamkan nilai-nilai mana yang boleh dan tidak boleh dalam kaitannya dengan komputer.

Memang, sih, ada software khusus untuk menyaring gambar/informasi bagi orang dewasa. Namun tetap, orang tua juga harus memantau. Tujuannya supaya anak tidak kebablasan browsing. Mungkin ada baiknya pada saat bapak dan ibu tengah bekerja, sambungan ke internet dimatikan untuk sementara.

Soal games, saran Edi, juga jangan dikenalkan dulu. Apalagi sekarang banyak games anak yang menonjolkan unsur kekerasan dan agresivitas. Contohnya games yang menyajikan perkelahian antara tokoh jagoan dan lawan-lawannya. Software untuk anak usia prasekolah biasanya sudah termasuk games yang berkaitan dengan mengenal huruf, angka, bentuk, dan warna tadi. Yang ini tentu lebih baik.

0 komentar: