Kurikulum SD International-National Plus

Sumber: ibu ibu DI

Tanya
Sekarang ini banyak ibu-ibu yang menyekolahkan anaknya di sekolah international atau nasional plus. Aku sedang mengumpulkan informasi mengenai perbedaan antara kedua sekolah ini. Sementara ini yang aku tahu sekolah nasional plus tetap ada pelajaran sejarah tentang Indonesia dan pelajaran tertentu yang biasa diberikan di sekolah nasional. Sedangkan di sekolah internasional tidak ada sama sekali, murni seperti sekolah di luar negeri. Dan kelebihan dari mereka bobot pelajarannya lebih ringan karena sedikit materinya tapi anak jadi tidak tahu tentang sejarah Indonesia. Setelah nanti dia kuliah di universitas lokal, jadi agak kesulitan mengikuti pelajaran yang berkaitan dengan MKDU (mis: Pancasila).

untuk nasional plus, misalnya di Gandhi biayanya sedikit lebih murah dibanding yang internasional. Aku ingin tau kebanyakan ibu-ibu memilih sekolah yang internasional atau nasional plus, dan bagaimana pertimbangan jangka panjangnya?

Jawab
Ibu, kebetulan adikku kepala SD national plus di Bogor. Yang paling keliatan nyata adalah fasilitas fisik:

1. bangunan sekolah relatif masih baru (artinya bersih, tidak menakutkan, cat yang colorful untuk anak-anak)

2. ratio jumlah anak dan luas ruang yang sangat memadai (di sekolah anakku tiap kelas punya reading corner berkarpet, study corner yang ada meja kursi, teachers corner, corner kosong untuk berbaris dan main-main, juga toilet room dan wastafel)

3. fasilitas sekolah yang sangat mengutamakan perkembangan motorik kasar anak (arena bermain yang sangat luas compare dengan jumlah murid dan lengkap) juga memperhatikan keamanan anak-anak (railing tangga, pagar berlapis lapis) dan bersih sekali (dapur, ruang makan, alat makan -tiap alat makan di steril dengan air mendidih sebelum digunakan-, toilet room).

4. keamanan sangat utama, mulai dari petugas security, fasilitas pendukung (stiker parkir yang ketat), sampai office boy yang selalu ada di tiap lapis gerbang supaya tidak ada yg bisa masuk ke lingkungan sekolah tanpa sepengetahuan dan seijin petugas di sekolah. Termasuk tidak ada tukang jual jajanan.

5. paling utama adalah rasio murid dan guru sangat ideal, rata-rata 1 guru untuk 5 murid untuk kelas TK.

Itu fisiknya, kalau 'contentnya' lebih banyak lagi, misalnya :
1. jelas bahasa inggris anak-anak di nat plus jauh lebih baik daripada di sekolah biasa.
2. komputer skill juga jauh melebihi anak-anak di sekolah biasa, karena tiap hari ada 30 menit pelajaran komputer (bukan belajar xl atau word tapi eduation software)
3. beberapa pelajaran yang di sekolah lain adalah ekstrakurikuler, di sekolah national plus diwajibkan misalnya olah raga berenang, piano, bahasa mandarin.
4. waktu di sekolah yang panjang membuat anak-anak yang orang tuanya bekerja, sangat menolong para orang tua. Anak-anak bermain dan belajar secara terarah di bawah bimbingan guru-guru yang memang ahli di bidangnya. Anak-anak juga lebih cepat mandiri karena waktu yang panjang di sekolah menyebabkan banyak kegiatan harus mereka lalui di sekolah (pipis, pup, minum susu, makan snack, makan siang) dan guru-guru sangat mengecorage mrk supaya melakukan semua itu sendiri. Daripada anak-anak nonton sinetron dan membuat rumah jadi kapal pecah, lebih baik dia mendengar guru mendongeng, menonton film dengan gurunya.

5. hubungan yang harmonis antara guru dan murid membuat murid menyukai bersekolah, berani bertanya sama guru dan membuat sekolah jadi "a happy place".

6. yang paling utama adalah metode mengajar. Di sekolah diterapkan metoda mengajar dua arah, jadi murid diajar aktif dan berani mengungkapkan pendapat. Pendapat yang paling konyolpun dihargai dan tidak ditertawakan (mis: murid ditanya kenapa pingguin hanya punya 1anak, ada yang menjawab: krn mamanya tidak mau repot). Lalu menerapkan sistem reward dan punishment. Kesalahan yang dibuat si anak tidak ditebus dengan berdiri di depan kelas, atau tangannya dipukul dengan penggaris ataupun menyalin 100 kali kalimat: saya tidak akan nakal lagi.

Kalau dengar cerita temanku tentang anak mereka yang malas sekolah, takut sekolah, pr bertumpuk, buku tugas banyak, beda sekali dengan sekolah national plus. Setidaknya anak-anakku tidak pernah malas sekolah, dan tidak pernah pulang bawa pr yang setumpuk (melainkan a book a day to be read at home) apalagi tas yang berat karena semua buku tugas ditinggal di sekolah. Tas isinya spare t-shirt dan celana kalau keringatan dan snack.

Memang konsekuensinya, anak-anak tersebut tidak mudah bila harus pindah ke sekolah biasa. Karena hampir semuanya berbeda. Jadi kalau mau menyekolahkan anak di national plus sepertinya harus siap menyekolahkan mereka sampai lulus. [St]

Idealnya memang per paket sejak SD sampai SMU mereka pakai sistem yang sama.

Beberapa tetangga aku menyekolahkan anak-anaknya di Gandhi. Mereka bilang kalau di hitung-hitung dengan uang pangkal perpaket biayanya justru lebih murah. Iuran bulanan kalau di sekolah nasional sering ada biaya ekstra, jatuhnya tidak beda jauh (ini kalau ukuran Gandhi, sekolah yang lain aku kurang begitu tahu). [Vv]

Aku juga pernah hitung-hitung untuk biaya memang jatuhnya kurang lebih sama. Yang jelas anak-anakku tidak perlu les inggris, komputer, renang, kumon, membaca, menulis, menggambar karena semua itu diberikan gratis di sekolah mereka.

Lalu aku juga menghemat waktu karena anak-anaku pergi ke one stop service, alias dari pagi - sore cukup di sekolah saja. Tidak perlu pulang sekolah masih harus les A, B, C. Aku juga tidak perlu invest mobil dan sopir untuk antar jemput anak-anak karena bus sekolah terpercaya.[St]

Anak-anakku juga tidak biasa tidur siang, apalagi yang SD kelas 2 sekolahnya juga full day, dari jam 8 - 15.00. Kalau ada extended enrichment (semacam ekstrakurikuler) pulangnya jam 16.00. Karena sudah kebiasaan, sekolah jadi biasa-biasa saja, tidak exshausted, malah seringkali pulang sekolah masih sempat latihan berenang di klubnya. Memang tidur malamnya jadi agak awal, sekitar jam 8 malam, tapi lebih bagus daripada sampai malam mereka masih belum tidur.

Mengenai perbandingan kurikulum, aku kurang tahu pasti isi kurikulum nasional seperti apa. Yang jelas di sekolah anakku yang katanya Nat+,
subjects yang diberikan adalah math, science, social studies (PPKN?), religion, art & music, bahasa indonesia & english, physical education.

Semua bahan pelajaran diberikan di sekolah dan sifatnya 'workshop' sehingga anakku ke sekolah tidak pernah bawa buku dan memang tidak punya buku paket yang biasanya dimiliki anak-anak SD lainnya. Setiap akhir minggu diberikan satu weekly project yang harus di- selesaikan dalam jangka waktu seminggu, selain itu tidak ada PR atau home assignment lainnya. Setiap weekly project hanya untuk satu subject. Ulangan, tes, atau ujian yang sifatnya formal tidak ada, karena assessment on each individual student dilakukan on daily basis for each particular subject.

Report pun sifatnya tidak dalam bentuk nilai 8, 9, atau 7, atau A,B,C tapi penjelasan komprehensif dan detail tentang kemajuan anak. Paling-paling kalau ada hanya penggolongan hanya dalam bentuk 'introduced', 'progressing' atau 'mastering'. Sejauh ini aku cukup puas dengan metode seperti ini dan yang jelas anakku selalu happy kalau pergi sekolah. [Id]

Aku punya temen yang ngajar di JIS menurut dia sekarang banyak orang indonesia yang sekolah disana, tapi semuanya sama dan tidak dibedakan. TK biayanya 10ribu dollar, untuk smp 12ribu dollar tapi nanti ada uang lain-lainnya lagi. [Fn]

Anak temenku juga di JIS, aku yakin mereka tidak punya passport asing, dan katanya memang sejak beberapa tahun lalu orang indonesia boleh sekolah disitu. [Dn]

Sekolah Gandhi lama yang di ps baru katanya lebih murah. Sekarang mereka buka sekolah baru di kemayoran yang lebih bagus dan harganya
beda dengan yang di ps. baru. Aku belum sempat survei kesana. Apakah environmentnya cocok untuk anakku, apa kira-kira mereka betah disana kalau sejak SD sampai dengan SMU mereka disitu. Reputasi sekolah juga penting apakah sudah benar-benar establised, jangan biayanya saja yang mahal tapi SDMnya asal-asalan. Lots of things to consider.

Kemarin aku survei preschool untuk anakku yang kedua, di daerah menteng. Aku lihat semuanya bagus, guru-gurunya native. Kebetulan sekolahnya internasional school. Sebenarnya dari dulu aku kurang suka kalau preschool bernuansa int. Aku lebih suka sekolah lokal, tapi karena penasaran aku coba survei kesana. Kelasnya kecil-kecil dan duduk belajar (even for toddlers!). silabusnya juga bernuansa belajar. Ada reading, math, writing. Aku tanya "isn't it too much for 3 years old?" Dia bilang "no, not at all, all children here can keep up very well" tapi aku jadi tidak tega menyekolahkan anak yang masih toddlers ke sekolah yang gaya belajarnya serius.

Disana tenaga gurunya ada sekitar 2 -3 orang masing-masing pegang 6 - 8 anak per kelas. Aku lihat pada saat bermain yang mendampingi adalah baby sitter bukan gurunya, padahal para BS itu tidak "speak english well" hanya bisa "good morning" semacam itu. Sepertinya tidak ada komunikasi dengan anak-anak padahal disana sistem belajarnya ESL. [Vv]

Hari Sabtu lalu aku coba datang ke acara open housenya sekolah Bina Nusantara untuk preschool dan Elementary. Sekolahnya bagus.

Gedungnya baru, tempat parkirnya di basement seperti hotel. Untuk preschool tangga-tangganya dibuat landai dan ada karpetnya jadi aman untuk anak-anak yang hobi lari-lari. Di tempat mainannya juga menggunakan lapisan yang aman untuk anak jatuh. Aku kurang tahu nama lapisannya tapi seperti sekam yang padat.. Ada yang tahu kalau mau beli lapisan seperti itu berapa dan dimana?

Kembali ke sekolah Binus, untuk Preschoolnya uang masuknya sekitar 21 juta (untuk 3 tahun) sedangkan untuk Elementary sekitar 35 juta (untuk 6 tahun). Kalau mau bayar langsung untuk 9 tahun (Preschool s/d Elementary 6) 54 juta. Bulanan untuk Preschool 1,8 juta sedangkan untuk Elementary 2,5 juta. Mereka baru tahun ke-2 untuk Preschool dan Elementarynya. Sekolah Binus ini tempatnya di jalan Arteri, sebelum kompleks simpruk pertamina kalau dari arah Pondok Indah ke Permata Hijau. [Gt]

Kemarin aku sudah dapatkan informasi tentang High Scope. Aku sedang membandingkan dengan Singapore Internasional School yang di Bona Indah. Mereka kurikulumnya juga bagus, tapi untuk biaya masih sama mahalnya dengan High Scope. Kalau masih di preschool dimasukkan ke Kinderland juga sudah bagus. [Ld]

0 komentar: