Sumber: Ibu-ibu DI
Tanya
Saya mau minta saran dari Ibu-ibu bagaimana caranya memperkenalkan/mengajarkan alfabet pada anak usia 3 tahun? Apakah harus dikenalkan satu-satu dari A-Z dulu baru kemudian mulai dengan dua huruf (seperti BA, BI), atau justru sebaliknya mulai dari huruf vokal dulu lalu mulai dengan BA, kemudian CA, CI, dan seterusnya? Dan berapa lama satu huruf itu diperkenalkan? Seminggu satu huruf atau lebih? Kalau bisa saya ingin belajar dari pengalaman para ibu yang lain. Terimakasih sebelumnya. [DV]
Jawab
Pengalaman dari anak pertama: Setiap kali mau tidur dibacakan cerita dari satu buku. Di belakang buku tersebut ada abjadnya. Setiap selesai baca cerita, lihat ke halaman belakang buku, sambil bernyanyi a b c d e f g dan seterusnya, sambil jarinya menunjuk ke abjadnya. Kalau untuk membaca, rangkai kata saja: bi-bi ba-ba bo-bo ta-ta, dan seterusnya. Sambil diseling-seling dengan kata-kata utuh seperti ru-mah, ti-dur, ma-kan, a-yah, i-bu. Kata-kata itu ditulis besar-besar. Mengajarnya sambil bermain kalau si anak sedang pegang mobil, dialihkan sebentar ke kertas untuk tulis mo-bil dan di bawahnya digambar mobil, jadi anaknya senang. Setiap anak berbeda karena ketika cara diatas diterapkan anak kedua tidak manjur karena lebih mengenal warna dulu, senang mewarnai dan tahu angka daripada abjad. [RR]
Pengalaman anak saya di Montessori School yang mengajarkan pengenalan huruf adalah dari bunyinya. Jadi kalau A dibacanya ah...ah...ah. Jadi kalau dinyanyikan kurang lebih begini ah...ah...ah.. ah for apple, beh....beh....beh....beh for bee, ceh....ceh....ceh....for candy, dan seterusnya. Atau lewat lagu A, B, C, D, E, F, G (yang dilagukan seperti twinkle-twinkle little star). Menurut pengalaman dengan belajar lewat pengenalan bunyi akan lebih cepat ditangkap daripada dikenalkan huruf A, B, C. Kemudian dari bukunya Peggy Kaye (Games for Learning) bisa juga diajarkan huruf-huruf lewat permainan. Kalau anak sudah cukup mengenal huruf-huruf, dicoba dengan cara kita tuliskan huruf-huruf tersebut besar-besar di kertas (satu kertas satu huruf) kemudian kita minta anak kita untuk menaruh huruf tersebut di benda yang ada di rumah kita. Kegiatan ini menyenangkan sekali sehingga anak tidak terasa sedang belajar huruf. Ada satu cara lagi dari buku Montessori mengenai Read and Write:
huruf-huruf juga bisa dipelajari dengan cara:
1. Menggunakan Sand Paper Letter. Kertasnya agak kasar, atau bisa juga digunakan kertas amplas yang agak halus kemudian dibentuk huruf-huruf. Setelah itu anak diminta untuk mengikuti huruf tersebut dengan jarinya.
2. Setelah beberapa kali, barulah anak diminta menuliskan huruf di kertas yang besar.
3. Atau dengan Finger Painting menggunakan cat air. Jadi huruf-huruf ditulis menggunakan jari di kertas.
Cara ini tidak terbatas untuk mulai huruf vokal atau konsonan terlebih dahulu. [AS]
Bila menggunakan metode Kinderland (Inggris), harus hafal Alphabet Terlebih dahulu baru kemudian kata per 3-huruf seperti: bad, cat, dog.
Cara membacanya memakai metode phonic. Ini berbeda sekali dengan cara mengeja bahasa Indonesia.
- Cara mengeja bahasa Indonesia: be-a=ba, be-u=bu, semua dieja dari depan.
- Cara mengeja bahasa Inggris: apple apple, aeh aeh aeh c-a-t dibaca keh-e-the, diejanya dari belakang eh-teh at, lanjutkan dengan keh-at jadi cat [MY]
Dari seminar tentang mengajar balita membaca, kita harus mengajarkan Balita membaca perkata, bukan per huruf atau per ejaan, seperti ba, bi, bu. Contohnya 1 kata dibuat di kertas karton dengan ukuran sedang, lalu kata ditulis cetak huruf kecil warna hitam, dan setiap hari karton itu ditunjukkan ke anak. Setiap satu hari dibacakan sekitar 5 kata minimal 3x sehari, pagi, siang sore. Anakku tidak cocok dengan cara belajar ini. Anakku lebih cocok memakai VCD lagu anak-anak. VCD ini ditonton sambil bernyanyi, a,b,c,d,e sampai z. Huruf-huruf di VCD tersebut ditunjuk. Kemudian setelah beberapa lama, huruf-huruf tersebut ditanyakan pada si anak. Setelah si anak hafal alphabet, baru kemudian diajarkan ba, bi, bu... dll. Setelah bisa ba, bi, bu, dll. kata-kata tadi digabung menjadi kalimat yang mudah misal bobo, baso, bola, mami, mama, dan lain-lain. [NSM]
Alphabet mulai diperkenalkan sejak usia sekitar 2 tahun tahun dengan memakai board book yang besar dan gambarnya menyolok. Dari metode belajar disekolah, anak saya mengalami kemajuan yang pesat. Metode mengajar membacanya memakai metode mengeja Be-a=Ba, be-i=Bi, dan seterusnya. [VT]
Bisa dicoba dengan flash card yang terdapat gambar dibalik kartunya. Dengan menggunakan flash card, diajarkan langsung kata per kata. Bisa juga diteruskan dengan melengkapi kata seperti:
GAMBAR MEJA -- ME __, kemudian si anak meneruskan dengan huruf yang hilang. Sebagai tambahan, walaupun menggunakan model kata per kata, huruf ABC. Juga harus diperkenalkan. Pengalaman dari anak pertama saya, huruf ABCD dipasang di dinding. Setiap kali masuk kamar, huruf-huruf tersebut dinyanyikan. Kemudian si anak mencocokkan gambar (misalnya dari kartun Monica) dengan kata-katanya sampai akhirnya bisa membaca. [DST]
Anak saya diperkenalkan dengan Alphabet melalui komputer. Alphabet yang dikenalkan adalah kata-kata yang sering didengar anak seperti Mama, Ayah, Meja, dan sebagainya. [NMY]
Alphabet diperkenalkan melalui bermain. Bisa juga menggunakan Alphabet bermagnit untuk ditempel di depan kulkas, atau dengan buku bacaan dan koran. Untuk waktunya bisa satu hari 1-2 huruf kemudian diulang kembali. [YA]
Perkenalan anak dengan Alphabet dimulai sejak usia kurang dari 2 tahun. Pertama dengan memasang huruf-huruf A-Z di dinding sambil diperkenalkan Ke anak. Kemudian di sekolah, anak diajarkan mengeja kata: ba bi bu, dan seterusnya. Saya juga menggunakan Dot Card (kartu Alphabet dengan tampilan depan bergambar, halaman belakang bertuliskan kata dari gambar tersebut. Misal: gambar Buku, tulisan BUKU). Gambar pada kartu tersebut diperlihatkan ke anak sambil diucapkan namanya, kemudian kartunya dibalik untuk diperlihatkan katanya sambil diucapkan kembali nama bendanya. Hari pertama 10 gambar, hari berikutnya 10 gambar yang sama, hari ketiga 10 gambar yang lama ditambah 10 gambar baru, terus sampai 50 kartu itu habis. Dengan cara tersebut, anak saya mulai hafal huruf bahkan untuk kata-kata yang sulit seperti kangguru, serbet, taplak, bingkai, sabtu, tangggal, dan sebagainya. Kemudian bisa juga dicoba untuk meminta anak membaca tulisan-tulisan besar yang ada di jalan. Kegiatan ini juga menyenangkan untuk anak. [AMH]
Alphabet diperkenalkan sejak anak mulai berdiri (usia kurang dari 1 tahun) dengan cara menempelkan poster huruf di dinding. Pada usia 1 tahun anak mulai diajak bermain 'game' di komputer. Dengan menggunakan power point, dibuatkan flash card. Si anak akan mencocokkan huruf yang ada di layer dengan huruf-huruf di keyboard. Cara lainnya dengan bermain 'pura-pura'. Misalnya si anak diajak main masak-memasak. Si anak diminta mengambil 'kol' dari huruf K. Untuk membaca diajarkan baca dari vowel (ba, bi, bu) sebelum tidur setelah selesai membacakan cerita, diperlihatkan hasil print out vowel tersebut. Disamping itu dipasang juga poster vowel tersebut. Untuk memudahkan anak untuk menghapal, membacanya memakai nada lagu 'twinkle-twinkle little star'. Setelah anaknya hafal, dibuatkan permainan seperti kata babi, ditunjuk kata ba dan bi. [RN]
Alphabet diperkenalkan sejak anak usia kurang lebih 1 tahun dengan cara menempelkan poster alphabet di sekeliling dinding di ruang keluarga. Kemudian huruf-huruf tersebut diulang-ulang setiap kali ada di ruangan itu. Pada usia 2 tahun anak sudah hafal A-Z dengan cara tersebut. Kunci dari pengenalan alphabet adalah dengan pengulangan dan kebiasaan. Kemudian dibiasakan membaca (setiap ada waktu luang), dan setelah anak sudah bisa membaca sendiri, kita ajak membaca bergantian. [NV]
Pengenalan huruf dari VCD Teletubbies. Belajar membaca dengan metode phonic lebih mudah daripada mengeja. [DM]
Alphabet diperkenalkan sejak usia 2 tahun dengan cara memasang poster alphabet di dinding kamar. Cara menggabungkan huruf menjadi kata dengan mengajak anak bercerita sebelum tidur. Contohnya: bercerita pergi berbelanja membeli s-a=sa, p-u=pu, anak ditanya belanja membeli apa? [RN]
Alphabet dan warna diajarkan sejak anak usia kurang dari 2 tahun dengan cara menempel Wall Chart Alphabet di dinding. Setiap kali, huruf-huruf itu dibaca berulang-ulang seperti A-Apple, B-Baju, dan seterusnya. Selain itu, dengan memakai karpet dari karet yang huruf-hurufnya bisa dilepas, anak diajak bermain. Misalnya, "Ini huruf P. Kita carikan rumahnya P" Kemudian si anak akan mulai mencari-cari tempatnya yang sesuai dengan huruf P, dan seterusnya. Atau bisa dengan cara lain seperti "Adik memakai t-o-p-i" Kemudian dia akan jawab `topi'. "Ayah memakai d-a-s-i". Dia jawab dasi, dan seterusnya. [RTY]
Alphabet dikenalkan sejak usia 1.5 tahun. Pertama dengan cara memutar VCD Teletubbies dan Barney tentang pengenalan huruf. Alphabet juga dipasang di dinding rumah. Sambil bermain anak diberi tebakan huruf. Setelah usia 2 tahun, diberikan puzzle untuk huruf dan angka. Caranya sambil bermain jual-jualan dan tebak-tebakan. Contohnya: "ibu mau membeli huruf "P" kemudian si anak memberikan huruf P. Atau, "benda apa yg huruf depannya "A"? Kemudian si anak menjawab `apel'. Kalau jawabannya benar, dia harus mencari huruf tersebut di karpet puzzle. Setelah hafal semua alphabet tanpa keliru pada usia 2 tahun, baru kemudian diajari membaca dengan langsung pengenalan per satu suku kata. Di dinding juga dipasang poster per kata (ba, bi, ku...) yang digunting per kata. Kemudian kata-kata tersebut dibuat main tebak-tebakan kartu. Misalnya susun kata i-bu, maka dia akan mencari huruf I dan kata BU. Setiap mau tidur dibiasakan membacakan buku. Karena sekarang sudah pintar membaca, anak diminta membaca. Atau dibuat main tebak-tebakan mengeja. Contoh: "Kita pergi ke mal, hurufnya apa saja?" Pengenalan huruf pada anak jangan dipaksa, dibuat senyaman dan semudah mungkin, dan diajarkan sambil bermain supaya anak tidak bosan. Kalau bisa ajarkan pengenalan huruf dulu sampai hafal betul baru per suku kata supaya tidak bingung. [RA]
Di rumah dipajang poster-poster alphabet. Kemudian saat sedang membaca buku, anak dipangku dan dihadapkan ke buku. Lalu kata-kata dibuku tersebut ditunjuk sambil dibacakan kata-kata. Kalau sudah bosan, anak jangan dipaksa. [AN]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar