Menghapal itu menyenangkan

Kemas bentuk hafalan dengan aktivitas bermain, sehingga informasi yang disimpan bisa bertahan lama.

Bagi beberapa anak, menghafal merupakan aktivitas menyenangkan. Simak saja saat si kecil bernyanyi riang di pagi hari, atau membacakan sajak di depan kelas dengan bangganya, juga dengan antusias menyebutkan nama binatang, buah-buahan, dan benda lainnya kepada orangtua. Ya, anak-anak memang sangat menikmati hafalan. Apalagi, aktivitas menghafal juga sarat manfaat. Karena itu, tak ada salahnya orangtua mengajari anak menghafal. Tentu dengan cara yang benar dan tepat, sebagaimana dipaparkan Rezki Yuniandari, Psi., psikolog independen yang akrab dipanggil Kiki, kepada Saeful Imam dari nakita.

5 MANFAAT MENGHAFAL

1. Mengasah Daya Ingat

Otak anak terbiasa dilatih untuk menyimpan banyak informasi penting dan bermanfaat, seperti menghafalkan lagu, mengingat cerita, dan lain-lain. Semakin banyak latihan diberikan, otak semakin menyediakan ruang untuk menyimpan informasi. Suatu saat anak bisa memanggil semua arsip yang tersimpan dalam otaknya. Anak pun jadi terbiasa saat harus menghafal sesuatu. Ini jelas sangat bermanfaat saat anak beranjak dewasa. Bukankah beberapa profesi menuntut daya ingat yang tinggi? Pakar hukum, dokter, bintang film menuntut mereka bisa menghafal dengan cepat.

2. Melatih Konsentrasi

Agar bisa menghafal dengan baik dibutuhkan konsentrasi tinggi. Anak harus bisa memusatkan perhatian pada objek hafalannya. Secara tak langsung menghafal mengajari anak agar dia berkonsentrasi dengan baik.

3. Belajar Pemahaman

Agar objek hafalan bisa disimpan dalam waktu lama, anak harus bisa memahami setiap kata dalam hafalannya. Dengan kata lain, belajar menghafal melatih anak untuk memahami sesuatu. Jika dia mendapat informasi maka dia harus mencerna terlebih dahulu sebelum diterima.

4. Menumbuhkan Kepercayaan Diri

Pengucapan kembali sesuatu yang dihafalkan merupakan prestasi sendiri buat anak, sehingga menimbulkan kebanggaan buatnya. Bahkan, ia tak segan-segan menunjukkan kemampuan dan keterampilannya kepada orang lain. Semua itu bisa memupuk rasa percaya dirinya.

5. Melatih Kemampuan Berbahasa

Anak bisa melatih kemampuan berbahasanya. Dia bisa mengenal ribuan kosakata baru. Dia juga mengerti bagaimana sebuah kalimat disusun, bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kelak, anak terampil menggunakan bahasa yang baik.

8 CARA BENAR MENGHAFAL

1. Pastikan semua bentuk hafalan itu menyenangkan buat anak.

Lagu, cerita, puisi pendek, dan lain-lain sangat berkesan dan menyenangkan buat anak. Hafalkan dengan menyenangkan. Ingat, dunia anak adalah dunia bermain, sehingga semua aktivitasnya harus dikemas dalam bentuk permainan. Anak hanya tahu dirinya sedang bermain, bukan menghafal yang melelahkan. Kala mengajari anak menyanyi, orangtua bisa membuat gerakan atraktif atau meminta anak menari. Demikian juga ketika anak diajarkan menghafalkan puisi pendek, orangtua juga bisa mencontohkan bagaimana gaya yang tepat.

2. Usahakan hafalan itu dikonkretkan.

Jika orangtua hendak mengenalkan lagu "Balonku", pastikan anak mengetahui apa itu balon, mengenal berbagai warna, dan lain-lain. Dengan demikian, anak lebih bisa menguasai hafalan yang diberikan. Hal yang sama berlaku saat orangtua menyanyikan bait lagu, "Lihat kebunku penuh dengan bunga." Anak harus mengetahui tempat yang bernama kebun, dipenuhi dengan bunga pula. Jika memungkinkan, orangtua bisa mengajak anak melihat langsung kebun tersebut. Pengalaman itu sangat berkesan buat anak. informasi yang diterima pun bisa disimpan dalam jangka waktu panjang.

3. Cari situasi yang tepat.

Pastikan mood anak cukup bagus, sehingga anak benar-benar konsentrasi untuk melahap setiap hafalan. Waktu yang tidak tepat, bukan saja membuat anak malas, tapi juga menghindar bahkan kesal.

4. Lakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.

Jadilah pemandu yang baik buat anak. Minta anak mengulangi apa yang diucapkan orangtua. Jika anak sudah menguasai satu bait, lanjutkan dengan bait lainnya. Seterusnya demikian. Bagilah kalimat yang panjang menjadi kalimat sederhana yang pendek. Agar mudah diserap, pastikan hafalan itu dilakukan secara berulang-ulang. Lakukan dialog interaktif saat mengajarkannya. Untuk cerita pendek, misal, orangtua bisa membacakan dongeng yang sama dalam beberapa hari. Dalam beberapa bab, orangtua bisa bertanya sekaligus menguji daya ingat anak, apa kelanjutan cerita yang dibacakan. Umpama, "Bagaimana supaya kancil bisa lepas dari jebakan serigala jahat?" Begitu juga saat mengajari anak menyanyi, orangtua bisa membacakan satu bait lalu anak diminta melanjutkan bait selanjutnya. Dalam beberapa hari sekali, orangtua bisa mengganti cerita atau nyanyian sehingga tak membosankan.

5. Lakukan kegiatan bermain secara bersama-sama.

Jika memungkinkan, lakukan kegiatan bermain secara bersama-sama, baik dengan saudara maupun teman sebaya. Aktivitas yang dilakukan bersama anak lain biasanya sangat menyenangkan. Anak pun lebih bersemangat.

6. Pelajari gaya belajar anak.

Biasanya, teknik menghafal disesuaikan dengan gaya belajar anak. Anak berkarakter auditif, dimana senang belajar dengan mendengar, misalnya, bisa saja hafalan itu dikuasai lewat kaset, CD, atau ucapan orangtua. Tapi cara yang sama tak bisa diterapkan pada anak yang senang belajar dengan bergerak. Anak ini umumnya tak bisa diam, sehingga cara mengajarkannya harus dengan gerak. Kalau bernyanyi, ya lewat beberapa gerakan, dan sebagainya. Begitu juga pada anak yang senang belajar dengan melihat, hafalan bisa mudah diserap lewat bantuan gambar atau film.

7. Hindari pemaksaan.

Tak jarang orangtua meminta anak menguasai hafalan dalam waktu tertentu, bahkan tanpa disertai penjelasan apa isi dari hafalan tersebut. Umpama, anak diminta menghafalkan lagu tentang burung kakaktua, tanpa anak sendiri tahu seperti apa burung kakaktua tersebut. Anak juga diminta menghafalkan aturan di sekolah, tanpa disertai penjelasan apa makna aturan juga batasan yang berlaku dalam aturan itu. Ini layaknya anak menghafalkan perkalian 1-100, tanpa mengetahui bagaimana proses perkalian. Pun apa manfaat yang didapat seandainya anak menguasai perkalian? Anak hanya lancar mengucapkannya di mulut tapi semua itu tak bisa dipahaminya. Ini tidak hanya menyebabkan anak tertekan, tapi juga membuatnya kesulitan menghafal. Semua informasi yang diterima hanya bisa disimpan dalam jangka pendek, selanjutnya informasi itu menghilang dimakan waktu.

8. Beri pujian saat anak menguasainya.

Jangan lupa, berikan pujian saat anak menguasai lagu, cerita, puisi pendek, atau berbagai bentuk hafalan lainnya. Dengan demikian, anak lebih termotivasi untuk menghafal beberapa objek lainnya.(tabloid-nakita)

0 komentar: