Sayang, metode ini jarang digunakan. Padahal lagu kanak-kanak klasik berbahasa Indonesia merupakan kesadaran fonemik (phonemic awareness) yang baik.
Kesadaran fonemik atau kesadaran bunyi adalah kemampuan mendengarkan dan melafalkan dengan benar suatu kata berdasarkan bunyinya. Setiap huruf yang membentuk kata mempunyai bunyi masing-masing, seperti huruf a [a], b [beuh], c [ceuh], dan sebagainya. Bunyi fonem ini, bagaimana penulisan dan cara bacanya, tertera dalam kamus bahasa.
Di negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris, pengajaran dengan menggunakan kesadaran bunyi sudah biasa diterapkan. Alasannya, bahasa yang mereka gunakan cukup sulit dan kompleks sehingga dibuatlah suatu cara untuk mengajari anak agar bisa belajar membaca dengan permainan bunyi, semisal lewat permainan kata yang bunyinya hampir sama seperti bed dan bad, a for apple, b for bee, dan sebagainya. Ada juga yang lewat lagu.
Sementara bahasa Indonesia termasuk bahasa yang sangat sederhana. Contohnya kalimat, "Saya tadi makan pagi." Untuk mengubah penanda waktunya, kata keterangan "tadi" harus diganti dengan penanda waktu lain yang memang jelas berbeda seperti, "Saya kemarin makan pagi." Bunyi [tadi] dan [kemarin] sangatlah berbeda sehingga kesadaran bunyi dalam bahasa Indonesia jarang ditekankan pada anak. Berbeda halnya dengan penanda waktu berupa perbedaan bunyi (dan juga tulisan) yang antara lain terdapat dalam bahasa Inggris ini, "I eat my breakfast every morning" dengan "I ate my breakfast yesterday."
Padahal, pengenalan perbedaan bunyi dalam bahasa Indonsia pun dapat mempermudah anak belajar membaca. Kemampuan membaca yang benar merupakan modal bagi anak untuk dapat memahami apa yang dibaca.
Soal cepat-tidaknya anak bisa membaca tentu tergantung pada kecepatan dan daya tangkap masing-masing. Selain juga tergantung pada seberapa sering dan lama stimulasi yang diberikan kepadanya.
CARA MENGENALKAN
Prinsipnya, phonemic awareness adalah kegiatan pramembaca pada anak namun tidak berkaitan dengan membaca itu sendiri. Jadi, anak belajarnya tanpa merasa belajar membaca dalam arti sesungguhnya. Anak akan merasa bermain karena dilakukan lewat bernyanyi, bersajak atau permainan bunyi huruf, suku kata maupun kata. Cara ini dapat membantu anak lebih mudah dalam belajar membaca.
Jadi, kesadaran bunyi ini dibangun lewat berpantun, bersajak, bernyanyi, bermain kata, dan sebagainya. Tentunya kata-kata yang digunakan sederhana dan berirama. Umpama, syair dalam lagu Cicak di Dinding. Cara-cara seperti ini akan membantu anak mengenali bunyi bahasa tersebut. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
* Membunyikan huruf demi huruf
Anak akan mengenal bunyi-bunyi dengan mendengar. Misalnya, anak diajak membunyikan huruf demi huruf. Selain itu anak melihat misalnya kata "bicara" lalu anak diajak membunyikan masing-masing hurufnya dan kemudian menggabungkan bunyi huruf tersebut menjadi kata (bottom-up). Bisa juga caranya dipecah dari kata "bicara" menjadi huruf, sambil baca masing-masing huruf dibunyikan (top-down).
* Berpantun atau lagu
Syairnya dituliskan besar-besar per kata dan ditempelkan di dinding. Ketika dinyanyikan sambil ditunjukkan bunyi-bunyi yang dimaksud, apakah suku kata atau kata, anak akan terbiasa melihat tulisan dan bunyi bacaannya.
* Bermain tebak kata
Contoh, kartu bergambar telinga yang di bawahnya tertera tulisan "telinga" dengan huruf "t" yang ditebalkan. Ajak anak membunyikan huruf tersebut. Mungkin saja anak menyebutnya sebagai "kuping" tapi dengan mengenal bunyi huruf "t", anak akan membaca sesuai labelnya, yaitu "telinga".
* Membaca bersama anak
Kala membacakan cerita sebaiknya ditunjukkan pula kata demi katanya. Lama-lama anak dengan sendirinya akan hafal kata-kata yang sering didengarnya. Tanpa disadarinya, suatu saat ketika kita minta dia mengurutkan kata dalam kalimat tersebut dia bisa membacanya.
MEMBACA MENYENANGKAN
* Libatkan anak dalam kegiatan yang mengarahkannya dalam permainan bunyi kata.
* Ajari anak untuk memisahkan dan mencampur bunyi.
* Kombinasikan dengan latihan menghubungkan huruf dan bunyi.
* Latih anak untuk melakukannya dengan kata-kata baru.
* Upayakan suasana bermain yang menyenangkan dan informal, jangan paksa dengan cara mendikte atau menyuruh menghafalkan. Evaluasi pun tak perlu ada.
* Lakukan dalam kelompok yang dapat mendorong terjadinya interaksi.
* Dorong rasa ingin tahu anak agar mau mencoba.
PERMAINAN BUNYI LEWAT LAGU
* Matahari Terbenam
Syair lagu ini memiliki rima (bunyi yang sama pada suku kata atau fonem terakhir dalam setiap baris) yang merupakan pelajaran pengenalan bunyi.
Matahari terbenam
Hari mulai malam
Terdengar burung hantu
Suaranya merdu
Kuku… kuku… kuku… kukukuku…
Kuku… kuku… kuku… kukukuku…
* Simsim
Dari syair lagu ini anak belajar tentang bunyi suku kata terakhir yang kemudian diulang sebagai suku kata awal di baris berikutnya.
Simsim terimakasim sim
Simpak daun rambutan tan
Tanduk ular mati ti
Tikus main di loteng teng
Tengok ayam bertelor lor
Lori jalannya laju ju
Jual minyak wangi ngi
Ngitung duit seperak rak
Rakus makanan sapi pi
Pitak palanya Olen len
Lenong main di kampong pung
Pungut anak perawan wan
Wani jago gendang dang
Dang dut icik… icik…dangdut icik…icik.
(tabloid-nakita)
0 komentar:
Posting Komentar