BERMAIN TANGAN DAHULU, MENULIS KEMUDIAN


Kemampuan motorik halus terkait dengan perkembangan fleksibilitas tangan dan jari-jemari untuk melakukan aktivitas seperti makan, menulis, menggambar, memakai pakaian dan juga bermain dengan permainan yang membutuhkan koordinasi tangan. Jika semua kemampuan motorik halus anak berkembang baik, maka kemampuan menulisnya pun akan baik.

TIGA PENGARUH

Ada 3 faktor yang memengaruhi perkembangan kemampuan motorik halus, yaitu:

1. Minat anak

Anak yang memiliki minat tinggi untuk bereksplorasi akan mempunyai kesempatan lebih banyak mengembangkan kemampuan motorik halusnya.

2. Stimulasi belajar

Anak yang lebih banyak mendapatkan stimulasi atau rangsangan belajar dari lingkungan akan memiliki kesempatan lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya.

3. Gangguan Perkembangan

Adanya gangguan perkembangan dapat memengaruhi perkembangan motorik halusnya, semisal pada anak-anak yang mengalami Cerebral Palsy, cenderung sangat kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jemarinya sehingga perlu penanganan yang lebih serius dari profesional.

TAHAPAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS

Sebagai panduan untuk orangtua, berikut tahapan perkembangan kemampuan motorik halus anak prasekolah berikut cara-cara menstimulasinya:

Usia Kemampuan Motorik Halus yang harus dikuasai: Stimulasi
3 th * Menarik garis vertikal, mengopi bentuk lingkaran.

* Memegang alat tulis dengan menggunakan ibu jari dan jari lainnya (tidak menggenggam).

* Membuka halaman pada buku.

* Dapat memegang gunting dengan cukup baik.

* Membuka atau menutup kotak.

* Membuat menara dari 8 balok.

* Menggunakan satu tangan hampir di semua aktivitas.

* Bermain tepuk tangan.

* Bermain play dough seperti membuat bola dengan telapak tangannya sambil memutar-memutarkan tangan.

* Bermain spon air.

* Bernyanyi dengan menggerak-gerakkan tangan.

* Menghubungkan titik-titik.

4 th * Menggunting dan menempel.

* Membuat bentuk segi empat.

* Menyelesaikan pasel 4 keping.

* Membuat bentuk berlian.

* Menulis huruf kapital.

* Berlatih memegang gunting dengan posisi ibu jari di atas.

* Menempatkan kepingan pasel pada tempatnya (umumnya pasel sederhana bentuk geometris).

* Mencocokkan gambar, menarik garis dan mengopi bentuk.

* Berlatih melipat kertas origami.

* Bermain finger print (menggambar/melukis dengan jari-jemari).

5 th * Mewarnai dengan rapi (tidak keluar dari gambar).

* Menulis namanya sendiri.

* Melipat sehelai pakaian.

* Memakai pakaian.

* Mencoba untuk mengancingkan baju, dan memakai sepatu walaupun masih dibantu.

* Melakukan aktivitas mandi dengan bantuan.

* Belajar mewarnai bentuk sederhana.

* Berlatih memakai pakaian yang berkancing dan sepatu tanpa tali.

* Berlatih melipat kertas dengan bentuk yang sederhana.

6 th * Dapat menulis huruf cetak ataupun latin dengan rapi termasuk menulis angka.

* Dapat membuat berbagai bentuk geometris.

* Berpakaian tanpa dibantu.

* Memakai sepatu bertali dengan sedikit bantuan.

* Mewarnai dengan rapi.

* Menggunting tanpa ada hambatan.

* Dapat melakukan aktivitas di kamar mandi tanpa bantuan.

* Dapat menyelesaikan pasel 12 keping.

* Latihan menulis dengan beberapa variasi huruf.

* Latihan membuat bentuk geometris.

* Bermain pasel dan lego dengan kesulitan yang lebih kompleks.

* Membiasakan anak mandi sendiri.

* Membiasakan anak berpakaian tanpa dibantu.

DIKATAKAN TERLAMBAT BILA....

Kemampuan motorik halus anak dikatakan terlambat bila di usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai memasuki usia sekolah sekitar 6 tahun, anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara fleksibel.

PENYEBAB:

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi keterlambatan perkembangan kemampuan motorik halus, berikut di antaranya:

* Kurangnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sejak bayi.

* Pola asuh orangtua yang cenderung overprotektif dan kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar.

* Tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktivitas sendiri sehingga anak terbiasa selalu dibantu untuk memenuhi kebutuhannya, semisal selalu disuapi sehingga fleksibilitas tangan dan jemarinya kurang terasah.

UPAYA MENGATASI:

* Melakukan observasi untuk mengetahui seberapa jauh si kecil tertinggal dibandingkan anak-anak lain seusianya.

* Jika diketahui keterlambatannya, sesegera mungkin latih anak untuk mengembangkan keterampilannya tersebut. Misalnya, meningkatkan frekuensi permainan yang merangsang koordinasi motorik halus seperti pasel, lego, dan lain-lain.

* Jika sampai usia 6 tahun masih terlambat, ada baiknya meminta bantuan profesional untuk melakukan evaluasi perkembangannya. Umumnya anak diarahkan untuk mengikuti remedial teaching

UPAYA PENCEGAHAN:

Beberapa hal dapat dilakukan orangtua agar anaknya tidak mengalami keterlambatan perkembangan motorik halus:

* Sejak dini, orangtua harus meningkatkan frekuensi mengenalkan anak pada permainan yang dapat merangsang fleksibilitas motorik halusnya, seperti pasel, lego, play dough, dan lainnya.

* Membiarkan anak mengeksplorasi lingkungan tetapi tetap dalam pengawasan.

* Melatih anak untuk menopang tubuhnya dengan perut (posisi tengkurap ketika bayi) sehingga akan menguatkan otot bahu dan punggung.

* Ketika anak berusia 8 bulan, ajarkan untuk memegang makanannya sendiri melalui finger food. Hal ini akan membantu anak melatih fleksibilitas jari jemarinya untuk mengambil makanan, memegang, dan memasukkannya ke mulut

* Di usia sekitar 12 bulan, anak dilatih untuk mengambil benda dan memasukkannya ke dalam sebuah kotak.

* Di usia sekitar 18 bulan, anak dilatih untuk memegang alat-alat tulis seperti krayon atau spidol.

MENULIS BAGUS

* Sejak dini anak sudah dikenalkan pada kegiatan menulis dengan menggunakan alat tulis, baik krayon, spidol, cat air, dan lainnya. Hal ini akan membantu anak untuk menumbuhkan minat pada kegiatan menulis.

* Dimulai dengan aktivitas menghubungkan titik-titik atau dot-to-dot.

* Menyediakan media tulisan dengan buku halus kasar yang tersedia di toko buku.

* Berlatih sesering mungkin untuk belajar menulis, dimulai dengan menulis namanya sendiri secara berulang-ulang.

ANAK PEREMPUAN LEBIH TERAMPIL?

Konon, motorik halus anak perempuan lebih luwes ketimbang anak lelaki. Ternyata hal ini tidak benar. Setiap anak tanpa dibedakan gender memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Pendapat tersebut muncul dikarenakan ada kecenderungan anak perempuan lebih detail dan teliti, sehingga lebih menyukai aktivitas yang sifatnya tenang dengan menggunakan kemampuan motorik halusnya. Sebaliknya anak lelaki cenderung lebih menyukai aktivitas motorik kasar. Namun demikian, kualitas perkembangan motorik halus antara keduanya tidak berbeda secara signifikan.

HATI-HATI!

1. Sebaiknya orangtua tidak memberikan kritikan ketika mendapati kualitas tulisan anak kurang rapi, karena hal ini akan menimbulkan perasaan kurang nyaman dan cemas pada anak untuk mengulang kembali kegiatan menulis.

2. Berikan dukungan yang positif setiap kali anak menunjukkan hasil karyanya karena akan memperkuat keinginan anak untuk belajar menulis lebih baik lagi.

3. Kegiatan menulis ada hubungannya dengan kemampuan membaca sehingga keduanya harus diasah secara seimbang sejak dini.

4. Waspadai gangguan yang menyertai keterlambatan perkembangan motorik halus seperti Cerebral Palsy, disleksia, disgrafia, dan lain sebagainya. Untuk itu, bantuan dari profesional seperti dokter dan psikolog dibutuhkan guna memberikan terapi penanganan yang tepat.(tabloid-nakita)

0 komentar: