Memilih Les sesuai karakter anak

Tujuannya mengembangkan karakter anak agar lebih positif.

Orangtua sekarang banyak yang mengikutkan anak prasekolahnya ke berbagai les yang bersifat nonakademis, seperti menggambar/melukis, menari, bela diri, olahraga, dan sebagainya. Selain karena ingin anaknya memiliki kelebihan yang dapat ditonjolkan dan dibanggakan, juga agar mampu bersaing di era globalisasi. Hal ini wajar saja. Apalagi, dengan ikut les dapat mengoptimalkan minat dan bakat anak, kemampuan bersosialisasi, dan lainnya. Yang penting, kursus tersebut harus sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan anak. Selain itu, orangtua harus pula memerhatikan karakter anaknya.

Karakter adalah kebiasaan dan sikap-sikap yang sering muncul sehingga menghasilkan suatu sikap dan tingkah laku tertentu yang berbeda dari anak lainnya. Jika anak mengikuti les yang sesuai dengan karakternya, maka hasilnya akan menguntungkan karena anak dapat mengembangkan sisi positif dari karakternya dan meredakan sisi negatifnya.Secara umum, ada 4 karakter dasar anak yaitu aktif, pasif, percaya diri, dan pencemas. Fabiola Priscilla, M.Psi., dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Jakarta, menjelaskannya berikut ini!

1. AKTIF

* Ciri-Ciri:

Anak giat beraktivitas, tampak energik, dan membutuhkan ruang gerak yang luas.

* Jenis les yang dapat diikuti:

Cocoknya diikutkan les yang berkaitan dengan gerak tubuhnya yang aktif, seperti olahraga, bela diri, dan seni gerak, sehingga anak dapat menyalurkan kelebihan energi yang dimilikinya. Jika lingkungan rumah mendukung, memiliki halaman luas dan ada anggota keluarga yang suka main bola, maka anak juga bisa melakukan aktivitas main bolanya tanpa perlu masuk ke dalam klub olahraga sepak bola. Cara ini pun bisa menyalurkan minat anak tanpa mengabaikan karakteristiknya.

Selain jenis les yang disebutkan di atas, pada dasarnya anak aktif bisa mengikuti semua jenis les, baik itu olahraga, bela diri, seni, keterampilan, maupun sains. Ini karena anak selalu antusias dengan sesuatu hal dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya.

2. PASIF

* Ciri-Ciri:

Anak terlihat lamban, kurang gesit, kurang suka kegiatan fisik, cepat mengaku lelah, dan agak lama menyesuaikan diri. Bila melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya, baru terlihat antusiasmenya dan konsentrasinya pun bisa bagus.

* Jenis les yang dapat diikuti:

Biasanya, anak-anak yang pasif memiliki kemampuan observasi yang kuat dan imajinasinya juga tinggi. Jadi, bisa dipilihkan les yang memang memerlukan observasi mendetail dan kekuatan imajinasi, seperti catur, merakit robot, serta keterampilan tangan. Dengan begitu, kemampuan imajinasi, daya analisis, dan observasinya dapat berkembang optimal.Di sisi lain, anak pasif memiliki kekurangan dalam hal sosialisasi—biasanya sulit bergaul—sehingga perlu dipilihkan pula les yang dapat meminimalkan sisi kekurangan dari karakternya ini. Kegiatan berkelompok, seperti dalam klub sains, paduan suara, dan sanggar tari/teater akan membantunya bersosialisasi. Selain itu, anak pasif biasanya juga memiliki kendala dalam mengungkapkan ekspresi. Kegiatan melukis dapat membantu mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Begitu juga kegiatan olahraga seperti sepak bola. Energi yang dipendam atau unek-uneknya bisa dikeluarkan melalui pukulan atau tendangan pada bola.

Anak berkarakter pasif juga cenderung diam, sehingga baik bila diberikan les bela diri. Baik pula jika diikutkan les menari, berenang, dan lainnya yang membuat anak aktif bergerak mengingat anak pasif cenderung kurang bergerak.

Hal lain yang penting diperhatikan orangtua, karena anak pasif umumnya sulit menyesuaikan diri dengan segera, maka les sebaiknya diberikan secara bertahap dengan pengenalan terlebih dahulu.

3. PERCAYA DIRI

* Ciri-ciri:

Anak mudah beradaptasi dengan lingkungan baru alias mudah bergaul/bersosialisasi, lancar mengungkapkan pendapatnya, dan senang pada sesuatu yang ada tantangannya.

* Jenis les yang dapat diikuti:

Semua jenis les yang menjadi minatnya. Dengan mengikuti les, anak dapat menambah keyakinan akan kemampuan dirinya, bangga dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga rasa percaya dirinya pun makin bertambah.

4. PENCEMAS

* Ciri-ciri:

Anak mudah merasa takut salah dan menyerah; lama menyesuaikan diri dengan lingkungan baru; selalu butuh dukungan orangtua; sensitif dan mudah berprasangka.

* Jenis les yang dapat diikuti:

Yaitu, jenis les yang bisa menenangkan seperti meditasi atau yoga; les keterampilan dan bela diri untuk mengendalikan emosinya; serta les yang berkaitan dengan pembentukan karakter seperti teater kreatif.Anak yang pencemas perlu dilatih untuk mengatasi rasa cemasnya. Dibutuhkan dukungan dari orangtua agar anak merasa nyaman dengan lingkungan di tempat lesnya, baik pengajarnya maupun teman-temannya, dan lainnya. Bila anak diberikan les berupa keterampilan tangan, maka anak akan belajar menguasai skill tertentu sehingga dengan kemampuan itu ia bisa memiliki rasa percaya diri. Jenis keterampilan ini bisa juga dilakukan di rumah tanpa harus les. Carilah kegiatan yang bisa dilakukan di rumah. Yang harus diajarkan pada anak pencemas adalah sikap fleksibel terhadap perubahan.

PALING PAS DI USIA 4 TAHUN

Menurut Fabiola, 4 tahun adalah usia minimal untuk anak mulai ikut les. Ada 2 alasan yang mendasarinya. Pertama, kesukaan atau minat anak sudah lebih jelas kelihatan. “Jika di bawah usia itu, anak masih tergantung mood. Hari ini suka balet, tapi besok kesukaannya sudah berganti jadi melukis, misalnya.” Namun, saran Fabiola, sebelum anak berusia 4 tahun, orangtua sebaiknya sudah mengamati minat/kesukaan anaknya. Alasan kedua, di usia 4 tahun, kemampuan motorik kasar dan halus anak sudah lebih baik. Begitu pun daya tahannya terhadap tugas.(tabloid-nakita)

0 komentar: