Main hujan-hujanan yuk!

Dengan memperhatikan situasi dan persiapan yang matang, bermain hujan-hujanan bukan tak mungkin dilakukan. Manfaatnya juga banyak.

Si kecil kedapatan main hujan-hujanan? Melihat ini, biasanya orang tua akan langsung melarang dan menyuruhnya masuk rumah. Lihat saja sebuah iklan televisi yang menampilkan reaksi umum orang tua saat mendapati anaknya main hujan-hujanan. Namun, betulkah si kecil tidak boleh sama sekali bermain hujan-hujanan? Juga benarkah dampak negatifnya lebih banyak daripada positifnya?

Pendapat Mira D. Amir, Psi., barangkali bisa menangkis segala kekhawatiran itu. Menurutnya, dengan persiapan dan perlakuan yang tepat, tidak ada alasan bagi orang tua untuk melarang anaknya main hujan-hujanan. Banyak sekali manfaat positif yang didapat ketika anak bermain hujan-hujanan. Salah satunya, anak-anak bisa bereksplorasi dengan lingkungannya.

Dunia anak-anak pun tidak bisa dipisahkan dari air. Tak heran jika anak-anak sangat gemar bermain hujan. "Tidak hanya di sini, tapi anak-anak di seluruh penjuru dunia pun menyukainya." Iya, dong, sejak bayi, kan, anak-anak sudah akrab dengan air. "Bukankah orang tua kita secara rutin memandikan bayi setiap pagi," ungkap psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia ini.

Nah, saat hujan, anak-anak bisa bermain berbagai macam permainan aktif, seperti sepak bola dan kejar-kejaran di tengah derasnya hujan. Fenomena hujan sendiri juga menimbulkan daya tarik bagi anak-anak. Dari kondisi cuaca yang cerah, lalu mendadak gelap kelabu, disusul butiran air hujan yang mengguyur pekarangan tentu membuat mereka penasaran. "Seperti apa, sih, rasanya jika tubuhku diterpa air hujan." Anak pun tergerak untuk mengeksplorasi lingkungannya.

SYARAT MAIN HUJAN

Bila orang tua khususnya di kota-kota besar khawatir melihat anaknya bermain hujan-hujanan, menurut Mira, sebenarnya bisa dimengerti. "Mungkin orang tua khawatir anaknya jatuh sakit setelah bermain hujan."
Namun, sebenarnya kehawatiran itu bisa diatasi dengan persiapan sebelum dan sesudah bermain hujan-hujanan. Dikatakan Mira, Orang tua bisa mengajukan beberapa syarat agar bermain hujan tetap bisa dilakukan tanpa harus mengundang risiko sakit. Misalnya, anak harus memakai jas hujan atau payung dan sepatu boot saat main hujan-hujanan.

Satu hal lagi diingatkan oleh Mira, jangan biarkan anak-anak bermain hujan sendirian. Bagaimanapun, pengawasan orang dewasa menghadapi berbagai kemungkinan yang timbul tetaplah perlu, seperti terpeleset, munculnya hewan seperti ular atau kelabang, dan sebagainya. Tanamkan pengertian ini pada anak agar ia tidak main hujan tanpa pengawasan orang dewasa. Jika anak kedapatan melanggar, jangan tanggung-tanggung, berilah sanksi yang mendidik. Misalnya, "Hingga minggu depan kamu tidak boleh main hujan-hujanan lagi, ya."
Adanya syarat ini juga disetujui dr. Adi Tagor, Sp.A, DPH, yang mengatakan, "Dengan persiapan yang baik, main hujan-hujanan, aman-aman saja, kok." Dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Jakarta ini menambahkan, sebelum bermain hujan-hujanan, tubuh anak juga perlu dihangatkan agar dapat melawan suhu dingin di tengah terpaan hujan. Berikan ia minuman seperti teh hangat, susu hangat, atau seduhan jahe. Gosok pula badannya dengan balsem anak atau minyak kayu putih. Maklum, suhu tubuh anak cepat turun saat bermain hujan-hujanan. Apalagi jika saat itu angin kencang.

"Contoh gampangnya, jika tadinya suhu tubuh anak adalah 37 derajat Celcius, lalu suhu di luar saat hujan adalah 25 derajat Celcius, maka saat main hujan suhu tubuhnya otomatis akan turun, bahkan bisa mencapai 30 derajat Celcius. Dengan suhu hanya setinggi itu, akibatnya anak akan jatuh sakit. Tubuh manusia bisa berfungsi normal jika ada dalam kisaran suhu 35-37 derajat Celcius. Di bawah 35 derajat Celcius, maka tubuh akan sakit," papar Adi.

Efektivitas pencegahan sebelum main hujan-hujanan itu sudah dibuktikan oleh anak-anak nelayan yang biasa menyelam di air laut yang sangat dingin di daerah Maluku. "Mereka tidak pernah sakit meskipun aktivitas menyelam dilakukan berjam-jam, hal itu dikarenakan mereka memiliki tradisi menggosokkan minyak kayu putih ke tubuh mereka sebelum menyelam," lanjutnya.

Berikutnya, jangan lupa setelah main hujan-hujanan, lap sekujur tubuh si kecil dengan handuk kering. Lebih baik lagi jika si kecil dimandikan dengan air hangat agar tubuhnya bersih kembali. Selanjutnya, agar suhunya cepat menjadi normal, berikan minuman hangat. "Gosok juga tubuh si kecil dengan minyak kayu putih atau balsem."

Untuk menambah daya tahan tubuh anak, tidak ada salahnya setelah bermain hujan-hujanan ia diberi suplemen vitamin C sesuai dosis anak. "Jika vitamin C tidak tersedia, orang tua bisa menggantinya dengan minuman jeruk hangat."
Selain itu, orang tua juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan memberikan suplemen vitamin lainnya. "Saat ini sudah banyak beredar obat atau vitamin yang berfungsi menjaga daya tahan tubuh anak agar baik."

HATI-HATI HUJAN ASAM

Meskipun begitu, diingatkan oleh Adi, orang tua yang kebetulan tinggal di kawasan industri, sebaiknya tidak mengizinkan anak-anaknya bermain hujan-hujanan. Ia mengkhawatirkan tingginya tingkat polusi udara di kawasan seperti itu yang menyebabkan terjadinya hujan asam. "Polutan dari pabrik ini awalnya bercampur dengan udara dan naik ke atas awan, saat hujan turun, maka polutan tadi ikut turun bercampur dengan air hujan. Inilah yang dinamakan hujan asam."

Dampak negatif hujan asam tergantung kadar polutan yang tersebar di udara. Semakin tinggi kadar polutannya, dampaknya pun akan semakin berbahaya. "Jika kadarnya rendah mungkin hanya mengakibatkan mata merah dan gatal saja, tapi kalau kadarnya sangat tinggi, bisa mengakibatkan kecacatan pada mata."

Jangankan di kawasan industri, kondisi air hujan di kota-kota besar umumnya juga tak terhindarkan dari pencemaran asap kendaraan bermotor. Belum lagi, seperti diingatkan Mira, tingkat polusi yang juga tinggi pada sumber penguapan air seperti sungai dan laut. Beda halnya dengan kondisi air hujan di daerah yang relatif bebas polusi. Air hujan yang bersih jarang menyebabkan sakit.

Sebagai gantinya, Mira dan Adi mengusulkan, ajaklah anak-anak bermain air di bawah hujan buatan yang kini banyak tersedia di tempat-tempat rekreasi. Jika pergi ke tempat rekreasi dirasakan terlalu memberatkan, maka orang tua bisa mengakalinya dengan membuat hujan buatan di pekarangan rumah. Bisa dengan menggunakan selang berisi air atau menghidupkan alat penyiram rumput di pekarangan.

Memang, hujan buatan atau pergi ke tempat rekreasi tidak bisa menggantikan asyiknya main hujan sungguhan yang alami dan spontan. Tapi setidaknya hal itu bisa menjadi alternatif bermain yang aman buat anak. Atau, orang tua juga bisa memanfaatkan kesempatan liburan ke tempat kakek atau nenek yang masih tinggal di daerah pedesaan saat musim hujan tiba. "Tapi jangan lupa lakukan tindakan persiapan sebelum dan sesudah anak bermain hujan," tandas Adi.

MANFAAT MAIN HUJAN-HUJANAN

Mira mengungkapkan manfaat main hujan-hujanan:

1. Mengembangkan daya eksplorasi anak

Saat butir-butir hujan turun, anak-anak usia prasekolah biasanya selalu ingin mengeksplorasinya. Ternyata air hujan itu bisa membuat rumput pekarangan rumah terendam air. Juga got-got di jalan meluap hingga menyebabkan jalan tergenang. Manfaatnya peristiwa itu untuk memberikan masukan kepada anak. "Makanya, kalau buang bungkus permen jangan sembarangan, soalnya bisa membuat got tersumbat dan akhirnya mengakibatkan banjir."

2. Melatih motorik kasar

Bermain hujan-hujanan kerap diiringi berbagai permainan aktif. Anak-anak bisa berlari-larian, berloncat-loncatan, atau saling mencipratkan air. Permainan tersebut sangat baik untuk melatih motorik kasar, juga melatih kekuatan otot-otot tubuhnya. Aktivitas ini ibarat olahraga yang mampu membuat tubuh anak sehat dan bugar.

3. Melatih sosialisasi

Bermain saat hujan biasanya dilakukan secara berkelompok. Permainan yang dilakukan secara berkelompok memang dirasakan lebih menarik. Saat bermain, anak belajar bergaul dan beradaptasi dengan teman-temannya.

4. Mengasah kecerdasan alam
Lewat bermain hujan-hujanan, orang tua bisa mengenalkan berbagai fenomena alam dengan bahasa sederhana. Orang tua bisa mengenalkan fenomena hujan. Dengan begitu, kecerdasan alam anak akan semakin terasah. Anak-anak setidaknya tahu apa yang terjadi dalam lingkungannya.

5. Mengembangkan imajinasi

Saat bermain, anak-anak juga kerap mengembangkan imajinasinya. Di bawah terpaan hujan anak dapat mengumpamakan dirinya sebagai seorang penari. Juga ada anak yang membayangkan dirinya sebagai seorang jagoan. Semua itu bisa berdampak positif terhadap perkembangan mental anak. Selain imajinasi, anak-anak juga bebas mengembangkan ekspresinya. Mereka bebas berteriak, melompat, dan berlari-larian.

6. Menghilangkan stres
Aktivitas bermain membuat anak gembira. Terlebih jika ia sudah ikut kegiatan "sekolah". Aktivitas-aktivitas di "sekolah" yang membosankan bisa membuat anak stres. Nah, dengan bermain, anak bisa menghilangkan stresnya.

JANGAN BIARKAN MAIN HUJAN, JIKA ....

Baik Mira maupun Adi tidak setuju jika main hujan-hujanan dilakukan di tengah kondisi seperti ini:

1. Hujannya disertai petir

Petir sangatlah berbahaya karena mengandung muatan listrik yang sangat besar. Peristiwa alamiah ini juga tidak bisa dicegah. Petir akan menyambar objek di permukaan bumi berupa bangunan, instalasi, pepohonan tinggi, dan orang yang berada di tempat terbuka. Anak-anak yang bermain di pekarangan berisiko terkena petir.

Tanpa dilarang pun, anak-anak biasanya langsung takut begitu mendengar suara petir. Otomatis mereka juga akan segan bermain hujan-hujanan yang disertai petir.

2. Anak sedang sakit

Banyak anak tertarik bermain hujan-hujanan meskipun sedang sakit atau baru sembuh dari sakit. Dalam kondisi tubuh seperti ini, daya tahan tubuhnya sangatlah rendah. Dikhawatirkan ia akan jatuh sakit lagi. Orang tua tentunya bisa mengajukan keberatan dengan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami, seperti, "Kalau main hujan-hujanan sekarang, sakit kamu bisa bertambah parah. Kalau sudah sembuh benar, Ibu juga akan izinkan, kok."

3. Mainnya di luar lingkungan rumah

Bermain hujan-hujanan di luar pekarangan rumah juga tidak diajurkan. Selain anak jadi tidak mudah diawasi, risiko lain juga mengintai, seperti pohon tumbang, tersengat kabel listrik yang putus, terpeleset ke dalam got, atau tertabrak kendaraan.

4. Terlalu lama
Batasi main hujan-hujanan hanya sampai 30 menit atau satu jam saja. Jangan lebih dari itu, karena akan membahayakan kesehatan anak.
(tabloid-nakita)

0 komentar: