KEBIASAAN hidup disiplin yang sudah diajarkan anak pada usia pre school, dirasa perlu oleh sebagian besar orangtua karena akan berdampak baik untuk pendidikannya.
Disiplin yang diterapkan tidak hanya berlaku di sekolah saja, tapi juga di rumah. Kesibukan di rumah seperti membereskan kamarnya sendiri, meletakkan alat-alat permainan dan alat sekolahnya sendiri, merupakan aktivitas yang mengajarkan tata tertib dan disiplin.
Pertanyaannya kini, pada usia berapakah anak sudah bisa diajari disiplin dan sekolah? Apakah untuk mengajari disiplin pada anak dapat dilihat dari jenjang pendidikannya mulai dari tahap pre school hingga kuliah?
Menurut hal itu, psikolog anak Elly Risman Musa Psi, memiliki cara pandang berbeda. Menurutnya, di dalam otak anak, belajar itu duduk dan membuka buku, sedangkan orangtua tidak mengerti bahwa dalam belajar itu perlu bermain.
"Bahwa bermain juga merupakan proses pembelajaran kita tidak mengerti. Makanya orangtua harus mengerti dulu baru membawa serta anaknya. Misalnya ketika naik pesawat maka kita harus mengikuti prosedur penerbangan. Bagi Anda dan anak, maka tolong diri anak terlebih dahulu baru Anda," kata Elly saat ditemui okezone di hotel Nikko, beberapa waktu lalu.
Anak usia 3 tahun yang telah dimasukkan dalam pre school, di dalam rumahnya pun belum mengerti aturan sepatu harus ditaruh di mana atau sebelum makan harus cuci tangan. Bahkan, orangtua harus rajin memberi tahu mereka.
"Anak-anak itu di dalam rumahnya saja belum bisa menyesuaikan diri secara sempurna dengan aturan-aturan yang ada. Sekarang kita masukkan lagi dalam lingkungan baru yaitu sekolah. Padahal ada 6 yang harus disesuaikan oleh diri masing-masing anak. Yaitu gedung, situasi jalan, guru, teman-temannya, tentang letak barang, tentang pelajaran, di mana harus buang air kecil atau BAB," terang psikolog lulusan UI yang melanjutkan Program Masternya di Summer Course at University of Hawaii.
Anak berusia 3 tahun, lanjut Elly, sambungan otaknya belum mencapai apa yang diinginkan orangtua. Baru mencapai 1 triliun, tapi kita hadapkan dengan situasi baru terus menerus.
Apalagi bila ada guru yang tidak tahu, dan menyuruh anak untuk selalu mewarnai gambar. Anak memang pasti akan selalu melewati garis karena perkembangan sensor motoriknya belum sempurna.
Jadi, setelah sambungan otaknya sudah sampai yaitu di usia 7 tahunlah waktu yang tepat bagi anak untuk dimasukkan sekolah. "Untuk usia play group sebaiknya hanya untuk benar-benar bermain," imbuh wanita yang mengambil gelar S3-nya di Department of Education, Florida State University, USA , itu.
Selain itu, dilanjutkan olehnya, pemilihan tenaga profesional atau staf pengajarnya pun jangan yang baru dikarbit untuk menjadi guru. "Dari Tujuan Instruktur Umum (TIU) ke Tujuan Instruktur Khusus (TIK) harus tahu betul, jadi itu diterjemahkan ke dalam mainan sehari-hari. Guru tidak mengerti karena PGTK hanya dua tahun. Di luar negeri, semakin rendah tingkat sekolah maka semakin tinggi guru pengajarnya," pungkasnya seraya menuturkan guru yang terbaik adalah ibu. (nsa)
0 komentar:
Posting Komentar