Sumber: Diskusi milis DI
"Memiliki kemampuan berbahasa lisan tidak menjamin memiliki kemampuan berbahasa tulis (menulis), karena dalam bahasa tulis, tata bahasa berperanan penting. Tidak hanya tata bahasa baku, tapi juga penguasaan kata-kata yang cukup banyak dan kaidah-kaidah menulis yang benar. Memiliki kemampuan verbal yang baik (misalnya jago presentasi, jago pidato, jago debat) juga tidak menjamin memiliki kemampuan menulis yang baik pula, demikian sebaliknya. Walaupun tidak juga tertutup kemungkinan seseorang memiliki keduanya, yaitu mampu menggerakkan massa dengan pidatonya sekaligus juga mampu menulis buku."[fy]
"Bukan nakut-nakuti, kebetulan ada anaknya temen kakakku yang punya kasus, dia baru kembali dari Inggris, ketika itu dia TK, ternyata dia tidak bisa nulis, tapi sudah mulai bisa membaca. Sampai di sini, dibawa ke psikolog, rupanya si anak hanya malas. Karena di sekolahnya dia sering menggunakan komputer, yang hanya titidakl memencet' keyboard' akan keluar hurufnya. Meski di sekolahnya diajar menulis, tapi dia tidak mau kalau disuruh menulis. Kasus lain, anak umur 5 tahunan belum bisa nulis (meski pun mencontek) padahal umur 2 tahun dia sudah tahu semua abjadi (huruf besar dan kecil). Menggambar pun tidak pandai. Ketika di bawa ke psikolog ,ternyata memang motorik halusnya kurang bagus (kurang dilatih), sekarang dia udah SD, sudah mau nulis, meski harus 'perang 'dulu sama ibunya, tapi kalau tidak salah masih tetap terapi. Ini hanya untuk waspada, tidak perlu panik. Celengan, selain mengajar menabung juga salah satu cara melatih motorik halus sejak usia satu tahun."[nn]
"Ternyata kasus 'males' memang benar ya bikin anak tidak bisa menulis. Anakku umur 3 tahun, apa sudah harus dipaksa belajar menulis? Karena setahuku, anak resmi belajar membaca dan menulis itu kelas 1 SD. Jadi sebetulnya kalau test masuk SD sudah harus bisa baca dan tulis, itu tidak layak."[qs]
"Pengalaman lain, anak temanku sampai usia 6 tahun susah sekali disuruh menulis. Tapi pas ultah ke-6, dia langsung bisa menulis sendiri tuh. Maknya, SD itu dulu mulai umur 7 tahun, jadi sesuai perkembangan si anak."[ss]
"Aku bagi resep cara mengajarkan anak membaca dengan cepat, mudah-mudahan dengan cara ini berhasil. Ini aku praktekin buat anakku atas saran seorang ibu yang punya tempat terapi. Buat potongan karton dengan ukuran 3X12 atau 3X15 cm. Nanti kartu ini digambar dan diberi keterangan. Misalnya gambar mata terus disebelah gambar ditulis "m a t a", atau "s e p a t u", dst. Kalau mau awet kartunya dilaminating agar dapat digunakan untuk adiknya nanti. Kalau kita tidak bisa gambar, gunting dari majalah yang tidak kepakai lagi. Mulanya mereka belajar dari gambar baru lihat tulisannya, nanti lama-lama kalau gambarnya kita tutup dia jadi hapal tulisannya. Setelah itu buatkan persiapkan lagi kartu yang terdiri dari suku kata, contoh : untuk "mata" berarti ada "ma" dan "ta". Aku melihat cara ini justru lebih efektif daripada mengajarkan anak-anak dengan suku kata dulu baru dengan kata. Kalau malas bikin kartunya, beli aja. Dulu aku sempat lihat di toko buku ada yang jual perpak isinya sekitar 20 atau 30.Dan masing-masing kartu ada temanya, misalnya binatang, atau tumbuhan. Kartu itu malah ada bahasa Inggrisnya segala. Untuk menulis, aku disaranin sama Prof. Mc Carthy dulu untuk nempelin kertas didinding dan biarkan mereka menulis dengan berdiri. Ini bagus buat anak-anak yang motoriknya kurang baik, sehitidak tidak cuma pergelangan tangan saja yang bergerak tapi bahunya juga bergerak. Selain itu latihan membuka/menutup keran juga baik untuk melatih motorik tangan anak-anak kita, tapi kerannya jangan yang model bertangkai yang titidakl digeser itu lho. Pakai keran yang bulat tuh, terus agak kita kencengin dikit lalu biarkan si kecil untuk membukanya. Banyak sih cara lain kalau kita kreatif, tinggal niat kita saja."[dn]
"Kalo aku dulu pengenalan huruf ke anakku waktu kecil dengan buku bergambar (buku pocket kecil), jadi ada gambar gajah, lalu tulisannya gajah, gambar ikan, dst, ada yang bahasa inggris dan bahasa indonesia, cuman kadang problemnya anakku tidak bener-bener tahu tulisannya apa, asal 'nyebut' karena lihat gambarnya, contohnya ada gambar botol, disebut mestinya botol, anakku bilangnya "cuka", gara-gara di dapur ada botol cuka, atau dengan main monopoli, jadi karena pengin main, apa boleh buat terpaksa dia belajar baca, misalnya sampai dikota mana, sambil dibaca, dan disini juga bisa untuk belajar angka dan penjumlahan, jadi kalo dadunya udah dikocok, mau tidak mau terpaksa belajar menjumlah, lalu menjalankan pointnya dengan menyebut angka satu persatu."[rm]
0 komentar:
Posting Komentar