ADA resep sederhana ingin panjang umur, teruslah sekolah dan belajar. Sekolah bisa membuat seseorang peduli kesehatan dan pola hidup sehat.
Jika Anda punya niat melanjutkan sekolah, mungkin penelitian para ilmuwan dari Harvard School of Medicine bisa menambah meyakinkan Anda. Lho mengapa? Berdasarkan penelitian para ilmuwan menunjukkan, orang yang memiliki pendidikan lebih baik berpeluang panjang umur semakin besar.
Pada kurun waktu 1990-2000 berdasarkan penelitian diketahui bahwa orang yang tingkat pendidikannya tidak lebih dari sekolah menengah atas (SMA), tidak mengalami peningkatan rasio panjang umurnya. Berbeda jika dibandingkan orang yang pendidikannya di atas SMA, rasio pertambahan umur meningkat 1,5 tahun.
"Seorang yang berusia 25 tahun dengan tingkat pendidikan SMA, peluang hidupnya bisa sampai usia 50 atau 75 tahun. Sementara itu, orang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi dari SMA, peluang hidupnya mencapai usia 80-81,6 tahun. Perbedaannya sangat besar," papar Ellen Meara, asisten profesor kebijakan kesehatan dari Harvard Medical School, seperti dilansir Associated Press.
Mengapa semakin tinggi pendidikan seseorang membuat peluang hidupnya semakin lama? Meara beralasan, dengan tingkat pendidikan tinggi, seseorang bisa besar kemungkinannya mendapatkan akses lebih baik mengenai informasi berbagai ancaman penyakit dan jenis pengobatannya.
"Umumnya orang yang kurang mendapat informasi kebanyakan meninggal karena mengalami berbagai penyakit yang tak diketahui. Berbeda dengan orang yang mendapatkan informasi, mereka lebih tahu bagaimana pola hidup sehat dan teknologi kesehatan yang bisa memperbaiki tingkat kehidupannya," jelas Meara.
Meara mencontohkan, orang yang memiliki pendidikan tinggi biasanya akan memiliki pola hidup sehat dan mudah meninggalkan gaya hidup tak sehat, misalnya kebiasaan merokok. "Orang yang sadar dampak negatif merokok biasanya segera berhenti dan mengubah pola hidup sehat," lanjutnya.
Kesimpulan Meara berdasarkan survei yang dilakukannya pada 1990-2000 terhadap semua populasi, ras, dan gender di Amerika Serikat (AS). Selama sepuluh tahun penelitian diketahui bahwa perbedaan antara tingkat pendidikan tinggi dan terendah ternyata semakin lebar.
Pada 1990, pria kulit putih berpendidikan tinggi peluang hidupnya lebih panjang 5,8 tahun dibandingkan pria kulit putih berpendidikan rendah.Pada 2000 perbedaan rasio peluang hidup lebih lama semakin tinggi, yaitu 7,9 tahun.
Data untuk pria dan perempuan kulit hitam memperlihatkan rasio yang sama. Hal serupa terjadi pada perempuan kulit hitam dan putih dengan pendidikan rendah. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, rasio peluang hidupnya semakin menurun, dari 0,9 tahun pada 1990 menjadi 0,2 tahun pada 2000. Sebagian besar meninggal karena penyakit paru-paru.
"Penyakit yang memberikan kontribusi besar bagi perbedaan tingkat pendidikan dan angka kematian, yakni serangan jantung, paru-paru, berbagai jenis kanker, dan penyakit kronis lainnya. Potensi risiko kematian lebih besar terdapat pada para pengonsumsi tembakau," lanjut Meara.
Selain kebiasaan buruk merokok, obesitas menjadi masalah umum yang sering dialami orang yang tingkat pendidikannya buruk. Diprediksi pada masa mendatang risiko kematian akibat obesitas akan sama besarnya dengan dampak kematian akibat merokok.
Untuk itu, Meara mengingatkan agar setiap orang mengetahui bahwa peluang hidup lebih lama itu mudah diwujudkan, yakni dengan tingkat pendidikan yang tinggi lantaran seseorang lebih banyak memperoleh informasi. Pasalnya, tingkat pendidikan tinggi dan panjang umur bukan hanya terjadi pada satu orang, itu sudah menjadi fenomena umum.
(Sindo Sore//tty)
0 komentar:
Posting Komentar